Mohon tunggu...
Nur Afianti Hasanah
Nur Afianti Hasanah Mohon Tunggu... -

Mohon berikan kritik dan saran jika ada kesalahan dalam pengetikan atau yang disampaikan melalui komentar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hedonisme Dikalangan Mahasiswa UI

2 Januari 2014   09:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 3903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAKALAH SOSIOLOGI

HEDONISME DI KALANGAN

MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

Oleh:

Annisa Shabahati P (1306403945)

Nur Afianti H (1306376042)

Putri Maya Sari (1306403895)

Rachel Amanda A (1306406751)

Sakurta Harapen G (1306403932)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Kata Pengantar

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepa pada wkatunya. Dalam makalah yang berjudul “Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Universitas Indonesia”, penulis membahas mengenai perilaku dari hedonisme dan seberapa besar kesadaran mahasiswa terhadap perilaku hedonisme yang mereka miliki.

Makalah ini dibuat berdasarkan berbagai sumber dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada Ibu Evi Martha, selaku dosen Mata Ajar Sosiologi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa mashi banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.

Depok, 17 Desember 2013

Tim Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Globalisasi merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari. Globalisasi terjadi sebagai efek dari zaman yang semakin berkembang, baik secara teknologi maupun budaya. Begitu banyak manfaat yang didapatkan dari globalisasi, namun tidak dipungkiri juga bahwa globalisasi memiliki sisi negatif. Sayangnya, begitu banyak orang yang tidak dapat memilah sisi positif dan negatif dari globalisasi.

Dampak negatif ini pun dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Gaya hidup mereka semakin hari semakin konsumtif. Hal ini dapat dilihat dengan mudah khususnya pada kalangan remaja. Mereka cenderung selalu mengikuti tren yang sedang hangat-hangatnya dan selalu tidak ingin kalah saing dengan remaja yang lain. Pola perilaku yang seperti ini berujung pada perilaku hedonisme.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Bagi para hedonis, hedonisme memberikan kepuasan tersendiri dalam hidup mereka. Dalam tingkat yang sudah parah, perilaku hedonisme perlu diwaspadai. Dikhawatirkan, perilaku konsumtif ini akan mendorong tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Dilihat dari anak muda yang belum berpenghasilan saja sudah berperilaku konsumtif, bisa jadi para penganut hedonisme akan melegalkan berbagai cara demi tercapainya kepuasan tersendiri.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

·Mengetahui gambaran mengenai hedonisme di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia.

·Mengetahui arti dari hedonism bagi para mahasiswa Universitas Indonesia.

·Mengetahui seberapa besar kesadaran mahasiswa Universitas Indonesia terhadap perilaku hedonisme yang mereka miliki.

1.3Sasaran Kegiatan

Sasaran dalam kegiatan ini adalah tujuh mahasiswa Universitas Indonesia dengan inisial CFI, APK, IGACL, RAR, SAM, CS, dan SA.

1.4Tempat Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada:

Tanggal     : 10 – 13 Desember 2013

Pukul         : 15.00 – 18.00 WIB

Tempat      : Universitas Indonesia.

1.5Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah wawancara terhadap para narasumber sesuai pertanyaan yang telah disusun.

1.6Pedoman Pertanyaan

1.Menurut anda, apa arti hedonisme?

2.Berapa kali makan/minum di kafe/restoran dalam seminggu?

3.Berapa uang yang anda habiskan untuk sekali makan di kafe atau restaurant?

4.Berapa banyak barang "branded" yang dimiliki?

5.Mengapa memilih membeli barang “branded”?

6.Untuk apa saja pengeluaran uang bulanan digunakan?

7.Apakah anda memiliki kartu kredit? Jika iya yang membayar anda atau orang tua?

8.Jika diberikan pilihan, mana yang anda pilih? Membeli baju atau membeli buku dengan harga yang sama?

9.Jika anda tidak memiliki uang untuk membeli sesuatu yang anda inginkan, apakah anda meminta orang tua atau menabung sendiri?

10.Apakah anda pernah ke luar negeri? Kalau iya sudah kemana saja?

11.Apakah anda pernah menonton konser? Kalau iya apa saja?

12.Jika anda benar-benar menginginkan sesuatu, namun uang anda tidak mencukupi untuk membeli barang tersebut dan pada saat itu anda ditawarkan uang illegal yang mencukupi untuk membeli barang tersebut, apakah anda akan menerimanya?

13.Apakah anda mau disebut sebagai orang yang menganut hedonisme?

14.Jika diberikan pilihan barang dengan bentuk yang sama, antara barang asli dengan barang imitasi (KW Super) . Mana yang anda pilih?



BAB II

ISI

2.1Pengertian Hedonisme

Kata Hedonisme berasal dari Bahasa Yunani dari kata Hedone yang berarti kesenangan.  Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan pandangan bahwa kesenangan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

2.2Jawaban Narasumber

·Pertanyaan 1. Menurut anda, apa arti hedonisme?

Jawaban 1.

CFI      : Hedon itu boros.

APK    : Hedon itu menikmati/menghamburkan uang.

IGACL: Hedon itu heboh atau show off.

RAR    : Hedon itu mengeluarkan banyak uang untuk hal yang tidak penting.

SAM   : Menurut saya hedon itu foya-foya

CS       : Hedon itu kalau apa-apa tidak mau susah (tidak dalam uang)

SA : Hedon itu hang out

·Pertanyaan 2. Berapa kali makan/minum di kafe/restoran dalam seminggu?

Jawaban 2.

CFI, APK, RAR, CS  : Satu sampai dua kali dalam seminggu

IGACL                       : Tiga kali seminggu.

SAM                           : Tidak tentu. Bisa tiga minggu sekali atau dalam seminggu bisa tiga kali.

SA : Sekitar lima kali dalam seminggu

·Pertanyaan 3. Berapa uang yang anda habiskan untuk sekali makan di kafe atau restaurant?

Jawaban 3.

CFI, APK, IGACL, CS, SA  : Berkisar Rp 100.000

RAR                                        : Berkisar Rp 50.000

SAM                                       : Berkisar Rp 150.000 – Rp 200.000

·Pertanyaan 4. Berapa banyak barang "branded" yang dimiliki?

Jawaban 4.

Semua narasumber menjawab memiliki baju "branded" lebih dari lima belas. Sedangkan untuk barang "branded" yang lain-lain mereka menjawab dengan jawaban yang berbeda.

CFI      : Tas kurang dari sepuluh.

APK    : Tas ada dua.

IGACL: Gadget ada dua. Sepatu lebih dari lima. Finger board (berkisar Rp 2.000.000) ada tiga.

RAR    : Tas kurang dari lima. Gadget ada empat. Sepatu ada dua. Jersey lebih dari lima.

SAM   : Tas kurang dari 5.

CS, SA: Tas kurang dari lima. Gadget ada tiga.

·Pertanyaan 5. Mengapa memilih membeli barang “branded”?

Jawaban 5.

CFI                  : Karena lebih awet.

APK, CS, SA  : Karena kualitas lebih bagus.

IGACL           : Karena keinginan.

RAR                : Karena modelnya bagus.

SAM               : Kualitas yang lebih baik, utility, kekuatan tas, umur, design, aktualisasi diri.

·Pertanyaan 6. Untuk apa saja pengeluaran uang bulanan digunakan?

Jawaban 6.

CFI, SAM, CS            : Habis buat makan.

APK, IGACL, SA      : Habis untuk hang out.

RAR                            : Jajan, bensin, dan menyumbang untuk dana kepanitiaan.

·Pertanyaan 7. Apakah anda memiliki kartu kredit? Jika iya yang membayar anda atau orang tua?

Jawaban 7.

CFI, RAR, SAM, CS, SA      :  Tidak.

APK, IGACL                         : Ada. Dibiayai dan dikontrol orang tua.

·Pertanyaan 8. Jika diberikan pilihan, mana yang anda pilih? Membeli baju atau membeli buku dengan harga yang sama?

Jawaban 8.

CFI, IGACL, CS        : Buku. Kalau baju susah yang cocok.

APK, SAM, SA          : Membeli baju.

RAR                            : Tidak keduanya. Lebih memilih membeli sepatu

·Pertanyaan 9. Jika anda tidak memiliki uang untuk membeli sesuatu yang anda inginkan, apakah anda meminta orang tua atau menabung sendiri?

Jawaban 9.

CFI, RAR, SA: Beli barang sendiri.

APK, IGACL : Meminta orang tua

SAM               : Menabung sendiri, Tapi terkadang mengambil uang dari dompet orang tua secara diam-diam.

CS                   : Menabung hingga sekian persen dari harga barang, sekian oersen kekurangannya dibayarkan oleh orangtua.

·Pertanyaan 10. Apakah anda pernah pergi ke luar negeri? Kalau iya sudah kemana saja?

Jawaban 10.

Semua narasumber menjawab pernah pergi ke luar negeri. Singapura menjadi negara yang pernah dikunjungi semua narasumber, kecuali SA. Selebihnya jawaban mereka berbeda satu sama lain.

CFI      : Malaysia, Hongkong, Cina, Perancis, Turki, Italia, Swiss, Arab.

APK    : Australia, Jepang, HongKong, Perancis, Spanyol, Italia, Swiss, London, Kanada, New York, Boston, Washington DC, San Fransisco, Orlando, Los Angeles, dan lain-lain.

IGACL: Australia, Jerman, Perancis, Republik Ceko.

RAR    : Malaysia, Australia.

SAM   : Malaysia, Australia,Brunei Darussalam.

CS       : Malaysia, Australia, Hongkong.

SA : Jepang.

·Pertanyaan 11. Apakah anda pernah menonton konser? Kalau iya apa saja?

Jawaban 11.

CFI, RAR       : Tidak.

APK                : Pernah. Java Jazz Festival, Temper Trap, Foo Fighters, Alicia Keys.

IGACL           : Pernah. Java Jazz Festival, Djakarta Warehouse Project, Soulnation.

SAM               : Pernah. Djakarta Warehouse Project, Krewella, Porter Robinson, Tiesto, Simple Plan.

CS                   : Pernah. Java Jazz Festival, Soulnation.

SA : Pernah. Java Jazz Festival.

·Pertanyaan 12. Jika anda benar-benar menginginkan sesuatu, namun uang anda tidak mencukupi untuk membeli barang tersebut dan pada saat itu anda ditawarkan uang illegal yang mencukupi untuk membeli barang tersebut, apakah anda akan menerimanya?

Jawaban 12.

Semua narasumber menjawab tidak karena uang illegal tersebut sama dengan uang korupsi. Khusus untuk RAR, dia mengatakan pernah tidak sengaja memakai uang milik orang lain namun setelah ingat ia langsung menggantinya.

·Pertanyaan 13. Apakah anda mau disebut sebagai orang yang menganut hedonisme?

Jawaban 13.

Semua narasumber serempak mengatakan tidak mau.

·Pertanyaan 14. Jika diberikan pilihan barang dengan bentuk yang sama, antara barang asli dengan barang imitasi (KW super). Mana yang anda pilih?

Jawaban 14.

CFI, APK, SAM         : Membeli barang asli. Karena dengan barang yang sama mangapa harus membeli yang KW super.

IGACL, CS                : Jika tidak sanggup membeli yang asli maka lebih memilih membeli barang local brand dibandingkan membeli KW super.

RAR                            : Membeli KW super, karena kualitas mendekati dan bisa lebih murah.

SA : Tergantung. Lihat kebutuhan dan lihat uang di dompet cukup untuk membeli yang asli atau KW super.

2.3Hasil Pengamatan

Menurut penglihatan kelompok kami, hedonisme itu tidak bisa ditangkap secara kasat mata karena yang kami wawancara memilki penampilan layaknya mahasiswa lainnya walaupun mereka memakai barang-barang branded untuk ke kampus tetapi tidak terlalu mencolok. Berbeda dengan yang kami lihat dari foto-foto setiap mereka hang out. Penampilan mereka berubah 180 derajat. Menurut kami, kehedonan zaman sekarang itu dilihat dari tempat mereka makan. Zaman sekarang banyak yang lebih memilih tempat dengan interior bagus dengan berkata “ayo makan-makan cantik”. Makan-makan cantik ini identik dengan pergi ke restoran atau kafe yang berinterior bagus dengan harga mahal. Sebenarnya jika dipikir-pikir, tempat makan itu banyak yang murah. Menurut kami, pendapat mereka mengenai kualitas barang branded luar negeri yang lebih tinggi dibandingkan dengan brand lokal memang benar. Barang-barang tersebut tahan lama, tidak cepat rusak. Menurut kami, memakai barang branded itu dapat meningkatkan kepercayaan diri dan derajat sosial seseorang. Namun kami tidak setuju bahwa pendapat mereka tidak menganut hedonisme. Jika mereka tidak sadar diri dari sekarang, tingkat konsumtif mereka akan semakin tinggi seiring bertambahnya umur mereka. Apalagi jika mereka sudah menghasilkan uang sendiri. Dikhawatirkan jika keadaan ekonomi mereka sedang di bawah namun karena terbiasa dengan perilaku hedonisme sehingga mereka tidak bisa menahan perilaku tersebut akhirnya mereka mencari jalan lain supaya kebutuhan konsumtif mereka terpenuhi.



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hedonisme merupakan pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut pandangan mahasiswa yang kami wawancara, hedonisme dapat dikatakan boros, penampilannya mencolok dengan materi yang dimiliki, hobi berbelanja, dan berbagai hal negatif lainnya. Mereka yang kami wawancara tidak ingin dibilang “hedon”, mereka beralasan karena mereka memang tidak “hedon”. Terkadang mahasiswa tidak menyadari kalau mereka “hedon”, mereka dengan mudahnya dapat mengeluarkan uang demi suatu hal yang mereka inginkan dan dapat memuaskan mereka. Mahasiswa “hedon” tidak saja berasal dari kaum borjuis, tapi ada juga mereka yang kurang kondisi ekonominya atau kehidupannya “pas-pasan” masuk ke dalam kategori “hedon” karena kondisi lingkungan yang memaksa mereka menjadi penganut hedonisme.

3.2 Saran

Mahasiswa sebisa mungkin dapat menjaga pengeluaran yang sifatnya tidak begitu penting sehingga dana yang di simpan bisa digunakan untuk tujuan yang lebih bermanfaat. Mahasiswa juga bisa menjaga diri dari hedonisme dengan aktif berorganisasi, mengikuti informasi yang ada di dalam kampus,  menjadi panitia dalam beberapa acara, ikut serta dalam kegiatan yang ada sehingga bisa lebih produktif, menambah wawasan, pengalaman, dan juga teman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun