Mohon tunggu...
AFNAN FARIS
AFNAN FARIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, 21 tahun

Tidak ada kata menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Soal Bercerita dalam Pembelajaran Sehari-hari

24 September 2021   17:51 Diperbarui: 24 September 2021   17:57 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran pada saat pandemi ini tentu saja menjadi tantangan. Tidak hanya untuk siswa melainkan untuk guru. Apalagi di era digital dan juga era literasi ini yang dimana literasi harus selalu ditingkatkan. Itu merupakan tantangan yang tak mudah bagi seorang guru. Bagaimana caranya meningkatkan literasi tanpa adanya tatap muka dan tanpa adanya penjelasan lebih lanjut? Sementara itu, peningkatan literasi dan pembelajaran tetap harus berlanjut.

Saya melakukan penelitian sekaligus Kuliah Kerja Nyata di sebuah sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mencari ide yang bagus dan juga tepat yang dapat diterapkan untuk melanjutkan KBM. Selain itu, saya meneliti juga bagaimana agar literasi di era digital ini dapat terus dikembangkan dan dilanjutkan. Tidak hanya memerhatikan bagaimana guru tersebut nyaman dengan metode yang dilakukan, tapi memerhatikan murid atau siswa agar tidak jenuh dengan metode yang dilakukan. 

Sebelum saya memulai lebih lanjut, Anda dapat melihat soal di bawah ini:

Toko distributor "Murah Meriah" merupakan toko yang memproduksi sendiri barang yang akan dijual seperti tas, baju, dompet, dan sepatu. Toko tersebut memberikan harga spesial untuk para pembeli yang membeli lebih banyak barang berupa diskon seperti berikut. Sarah membawa uang sebesar Rp150.000,00 untuk membeli beberapa barang di toko distributor ''Murah Meriah''. Apabila Sarah mendapatkan diskon, diskon yang didapatkan Sarah sebesar ...%. (Sumber : Ruangguru).

Menurut Anda apakah soal seperti di atas dapat dipahami? Apakah soal di atas dapat digunakan dengan mudah oleh siswa kelas 5 SD? Mengapa diberikan soal bercerita cukup panjang jika bisa didapatkan dengan soal yang cukup sederhana tanpa adanya cerita? 

Saya melakukan KKN di SDIT AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH BOGOR dan mereka menerapkan soal bercerita di untuk kelas 5 SD dan juga untuk soal latihan sehari-hari. Pada awalnya saya bingung, mengapa harus soal bercerita? Apakah tidak bisa menggunakan soal yang lebih singkat dan juga lebih mudah dipahami? Apa ada hubungannya dengan literasi masa kini? 

Ternyata hal itu dilakukan untuk melatih siswa agar ketika Asesmen Nasional (AN) atau yang dahulunya disebut sebagai Ujian Nasional (UN) dapat mengerjakan dengan mudah dan sudah terbiasa. Karena memang yang sedang ditekankan pada pendidikan saat ini yaitu literasi. Dengan adanya soal bercerita ini diharapkan akan meningkatnya literasi pada siswa-siswi. 

Menurut Sumaryanti pada tahun 2018, memberikan pernyataan bahwa gerakan literasi dapat diwujudkan dengan metodemendongeng  pada  anak. Karya sastra berupa dongeng merupakan sarana tepat yang  bisa dipakai  oleh  orang  tua  maupun pendidik di lembaga formal maupun nonformal dalam mengaktualisasikan ekspresi dan cerita sesuai dengan dunia anak. Hal ini dapat menjadi pertimbangan yang baik mengapa dipilihnya soal bercerita. 

Pada saat saya melakukan KKN, tidak sedikit orang tua maupun para siswa yang mengeluh akan adanya soal bercerita ini. Mungkin bagi beberapa orang, hal itu masih tabu dan masih menjadi pertanyaan mengapa harus soal yang panjang. Padahal, jika adanya pemahaman mengenai betapa pentingnya meningkatkan literasi pada anak tingkat dasar, maka mungkin soal bercerita ini akan menjadi metode yang dilakukan oleh banyak orang.

Saya sendiri sangat setuju dengan adanya soal bercerita ini. Kalau menurut Anda, metode apa yang lebih pas untuk meningkatkan literasi di masa pandemi seperti ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun