Mohon tunggu...
AFNAN FARID PRANATA
AFNAN FARID PRANATA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

suka menulis seputar isu internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Literasi Melalui Pilar Epistemologi Filsafat Ilmu

5 Juni 2023   21:22 Diperbarui: 5 Juni 2023   21:39 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam opini ini, kita akan mengeksplorasi pilar Epistemologi dari filsafat ilmu dan bagaimana konsep-konsep ini dapat membantu kita memahami fenomena masa kini dalam hubungan internasional, serta menjembatani pemahaman antara masa kini dengan perkembangan masa depan. Sebelum membenah lebih lanjut ada baiknya kita memahami apa itu Epistemologi. Menurut Dr. Drs. H. Mohammad Adib, MA.

Dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan Edisi ke-3 (Tiga), Ontologi merupakan salah satu cabang Filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat benda bertugas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan "apa sebenarnya realitas benda itu? Apakah sesusai dengan wujud penampakannya atau tidak?" "Apakah kedudukan ilmu dalam ruang yang ada ini?".

Selanjutnya kita akan membahas pilar Epistemologi Filsafat ilmu dari Realitas, Objek, Studi, dan Perspektif. Filsafat Ilmu menekankan pentingnya memahami relitas dibalik fenomena yang kita amati. Dalam konteks hubungan internasional, kita harus memahami bahwa realitas internasional tidaklah statis, tetapi terus berubah. Perkembangan teknologi digital telah membawa damapak signifikan pada hubungan internasional, mulai dari globalisasai ekonomi hingga interaksi sosial yang semakin terkoneksi. Filsafat ilmu dapat membantu kita menyadari realitas ini dan merenungkan implikasinya terhadap hubungan internasional saat ini dan di masa mendatang.

Filsafat ilmu juga menyoroti pentingnya mempertanyakan apa yang menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan. Dalam konteks hubungan internasional, objek studi yang relevan meliputi diplomasi, kebijakan luar negeri, perdagangan internasional, konflik, dan kolaborasi antarnegara. Namun, dengan kemajuan teknologi digital, objek studi ini juga meluas ke dalam ranah virtual, seperti cyber warfare, keamanan cyber, dan diplomasi digital. Filsafat ilmu dapat membantu kita mempertanyakan dan mengkaji objek studi baru ini untuk memahami dinamika hubungan internasional secara komprehensif.

Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat, sumber, metode, dan batasan pengetahuan. Filsafat ilmu, di sisi lain, berkaitan dengan pemahaman kita tentang ilmu pengetahuan dan cara kerjanya.

Dalam konteks memantapkan kesadaran literasi di era digital, epistemologi filsafat ilmu dapat memberikan kerangka pemahaman yang penting. Di era digital, di mana informasi melimpah ruah dan mudah diakses melalui internet, kesadaran literasi menjadi semakin penting. Literasi digital melibatkan kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi digital dengan kritis dan efektif. Dalam memantapkan kesadaran literasi di era digital, ada beberapa prinsip epistemologi filsafat ilmu yang relevan:

  • Skeptisisme: Skeptisisme epistemologis mengajarkan kita untuk tidak menerima klaim atau informasi tanpa bukti yang memadai. Di era digital, banyak informasi yang tersebar di media sosial, situs web, dan platform online lainnya. Oleh karena itu, menjadi skeptis terhadap klaim yang tidak memiliki sumber yang dapat dipercaya atau bukti yang mendukung adalah sikap penting dalam membangun kesadaran literasi.
  • Rasionalisme: Rasionalisme epistemologis menekankan pentingnya penggunaan akal budi dalam memahami dan mengevaluasi informasi. Dalam era digital, di mana banyak informasi bersifat emosional atau bersifat bias, penting untuk mengembangkan pemikiran kritis dan logis. Menggunakan akal budi dan mempertimbangkan argumen yang valid dan bukti yang kuat membantu dalam membedakan informasi yang akurat dari yang tidak akurat.
  • Empirisme: Empirisme epistemologis menekankan pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan yang penting. Dalam memantapkan kesadaran literasi di era digital, penting untuk mengandalkan observasi dan pengalaman kita sendiri dalam memahami informasi. Verifikasi fakta dan penelusuran lebih lanjut menjadi penting untuk memvalidasi klaim dan menghindari penyebaran informasi yang salah.
  • Kritisisme: Kritisisme epistemologis menekankan pentingnya mempertanyakan dan menguji gagasan-gagasan yang ada. Dalam era digital, di mana desinformasi dan hoaks seringkali menyebar dengan cepat, menjadi kritis terhadap informasi yang diterima sangatlah penting. Memeriksa sumber, mengevaluasi metodologi penelitian, dan mencari sudut pandang yang berbeda dapat membantu dalam membangun pemahaman yang lebih luas dan akurat.

Filsafat ilmu dapat membantu kita dalam memilih perspektif yang relevan dan menerapkannya dalam menganalisis fenomena masa kini serta merenungkan perkembangan masa depan hubungan internasional. Misalnya, dalam konteks fenomena media sosial, filsafat ilmu dapat membantu kita memahami dampaknya terhadap komunikasi global, pemahaman identitas, dan pembentukan opini publik di dunia yang semakin terhubung. 

Dalam hubungan internasional, media sosial telah memberikan suara kepada individu dan kelompok yang sebelumnya mungkin tidak memiliki alat untuk mengungkapkan. Namun di sisi lain, lingkungan digital juga rentan terhadap manipulasi dan pembentukan informasi. Filsafat ilmu dapat memberikan kontribusi berharga dalam memantapkan kesadaran literasi ini.

Bedasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa kontribusi filsafat ilmu dalam memantapkan kesadaran literasi pada era digital sangat penting dalam konteks hubungan internasional. Dalam memantapkan kesadaran literasi di era digital, epistemologi filsafat ilmu dapat membantu dalam mengembangkan sikap skeptisisme yang sehat, pemikiran rasional, penggunaan pengalaman empiris, dan pendekatan kritis terhadap informasi. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, individu dapat lebih sadar dan kritis dalam memahami dan menggunakan informasi di dunia digital yang kompleks ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun