Mohon tunggu...
aflakhah auliaul
aflakhah auliaul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Membaca novel karya Tere Liye

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Demam Berdarah Dengue Secara Komprehensif untuk Menekan Penyebarannya

17 September 2024   18:43 Diperbarui: 17 September 2024   18:45 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyakit yang dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah digigit oleh korban DBD lainnya. Virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 merupakan penyebab penyakit ini, yang pertama kali diidentifikasi di Filipina pada tahun 1953. DBD awalnya diduga terjadi di Surabaya, Indonesia, pada tahun 1968, dan kasus pertama didokumentasikan di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1969.

DBD akhir-akhir ini kembali merebak di beberapa wilayah Indonesia. Hingga 26 Maret 2024, tercatat 53.131 kasus DBD di Indonesia. Kemudian, kasus meningkat menjadi 88.593 kasus hingga akhir April. Kabupaten Tangerang mencatat 2.540 kasus DBD tahun ini, menjadikannya kabupaten/kota dengan kasus terbanyak. Tercatat sejak 2 April 2024 hingga 8 April 2024, Kabupaten Bandung menjadi kabupaten/kota dengan jumlah kematian akibat DBD tertinggi, yakni 14 hingga 25 kasus.

Menurut Jhon Gordon dalam model epidemiologi penyebaran penyakit infeksi yang dibuatnya, terdapat 3 faktor penularan penyakit DBD yang saling keterkaitan. Pertama, faktor penjamu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terkena penyakit menular ini yang mana mayoritas penderitanya adalah anak-anak usia di bawah 15 tahun. Imunitas yang lebih rendah daripada orang dewasa ialah faktor mengapa anak-anak lebih rentan terkena.

Kedua, faktor agen (penyakit) dan vector (penyebar). Masing-masing dari 4 tipe virus yang disebutkan di atas memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi pada tipe virus yang sama di masa yang akan datang, tetapi memberikan imunitas bersifat parsial dan sementara pada infeksi pada tipe virus lainnya. Sedangkan, nyamuk sebagai media penularan pada penyakit ini memiliki siklus hidup diurnal atau aktif di siang hari. Selain itu, nyamuk betina saja yang dapat menularkan penyakit. Hal ini dikarenakan hanya nyamuk betina yang dapat mengisap darah.

Ketiga, faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan paling memengaruhi perkembangan DBD ialah perubahan iklim. Penelitian  memperlihatkan hubungan  positif  antara  curah  hujan  dan kasus DBD sebesar 8,4%, yang menunjukkan bahwa curah hujan memiliki kontribusi sebesar 84% terhadap  kejadian  DBD,  sedangkan  16%  sisanya  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  seperti  suhu dan kelembapan udara (Landu  et  al., 2021).  Potensi penularan DBD akan meningkat ketika suhu dan kelembapan udara berada pada keadaan optimal untuk perkembangbiakan nyamuk. Meningkatnya perkembangbiakan nyamuk menyebabkan tingkat penyebaran bertambah.

Demam Berdarah Dengue dapat diketahui melalui gejala-gejala yang dialami oleh penderita, seperti demam tinggi yang mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari, muntah darah, bintik merah pada kulit, pendarahan pada nasofaring dan rongga hidung, dan pendarahan pada purpura dan gusi. Gejala-gejala tersebut sering dijadikan tanda untuk mendiagnosis DBD. Adanya pembesaran hati dan syok diperhatikan dalam mendiagnosis.

            Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah serta mengendalikan DBD. Salah satu upayanya ialah metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan memperhatikan pelaksanakan program 3M Plus serta melalui pendekatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) yang dilakukan oleh masyarakat bersamaan dengan pemerintah. Program 3M Plus ialah menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa virus DBD. Untuk poin Plus sendiri ialah berbagai tindakan untuk mencegah serta memberantas sarang-sarang nyamuk pembawa DBD.

DAFTAR PUSTAKA

 

Arivadany, Ardhya Meilya Rizky, 2024. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyebaran Demam Berdarah : Tinjauan Literatur. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(3), 7108-7109.

Ginanjar, Genis. (2008).  Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam Berdarah. Yogyakarta: Mizan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun