Mohon tunggu...
Afkarina Sofiyatudz Dzikri
Afkarina Sofiyatudz Dzikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - arin

Usaha, Do'a, Pasrah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode An-Nashr (Terjemah Al Quran)

20 November 2021   23:00 Diperbarui: 21 November 2021   12:39 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sedangkan kekurangan metode an-Nashr ini memiliki satu kekurangan yaitu pada pola pembelajarannya. Pola bagi siswa di atas 15 tahun atau bagi orang dewasa (orang tua) kurang efektif dan relevan bila dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik itu dalam lingkup pendidikan non-formal seperti di majelis taklim. Karena pola pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan metode an-Nashr ini lebih menekankan pada teknik hafalan yaitu dengan mengulang-ulang mufrodat beserta artinya. Sedangkan bagi orang yang sudah dewasa hal tersebut menjadi monoton, karena tingkat hafalan mereka mulai menurun.

Implementasi metode an-Nashr dalam menghafal juz 30 di Madrasah Tsanawiyah Babul Futuh Pandaan ini dibagi menjadi dua, yaitu: pembelajaran di luar kelas dan di dalam kelas. Pertama, pembelajaran di luar kelas bimbingan secara individu antara guru dan siswa yang masih belum memenuhi target hafalan. Kedua, pembelajaran di dalam kelas berdasarkan langkah-langkah yang telah ditetapkan di buku metode an Nashr. Sesi pertama, setelah guru memberi salam dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dalam menghafal guru menyuruh siswa untuk mengulangi hafalan yang telah dihafalkan pada pertemuan sebelumnya secara bersama-sama tanpa bimbingan guru.

Sesi kedua, menambah hafalan secara bersama-sama yang dibimbing oleh guru. Guru membacakan mufrodat beserta artinya satu kali kemudian ditirukan oleh siswa sebanyak empat kali sesuai dengan pola menghafal yang digunakan yaitu 4-3-2-1 di kelas VII karena masih awal menggunakan metode an-Nashr kemudian pada kelas VIII dan kelas IX karena sudah mulai terbiasa menggunakan metode An Nashr jadi menggunakan pola menghafal yang 3- 2-1.

Sesi ketiga, guru menjelaskan nahwu shorofnya dan maksud isi kandungan surat secara ringkas. Sesi keempat, pola setoran hafalan secara individu dan pola menghafal silang antar peserta didik (saling menyimak sebelum menyetorkan hafalan untuk pemantapan hafalannya). Pada sesi setoran hafalan ini tidak setiap hari siswa dapat menyetorkan hafalannya terkadang satu hari hanya beberapa siswa yang dapat menyetorkan hafalan dikarenakan waktunya terbatas. Sesi kelima, sebelum guru menutup proses pembelajaran metode An Nashr siswa mengulang hafalan tambahannya secara bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun