Bagi kita yang tidak terlalu faham sejarah, bahkan tidak suka dengan sejarah, nama Badi'uzzaman Said Nursi mungkin akan menjadi nama yang sangat asing dan langka ditelinga kita. Badiuzzaman said nursi sendiri, merupakan salah satu pemikir Islam kontemporer dan seorang sufi. Beliau dilahirkan sewaktu menjelang fajar musim semi, 23 Maret tahun 1294 H / 1877 M di desa Nurs, sebuah perkampungan Qadha' (Khaizan), kampung yang dikelilingi gunung-gunung tinggi menjulang dengan salju abadi yang selalu menutupi puncaknya, terletak di sebelah selatan Danau Van, Propinsi Bitlis Anatolia Timur. Wafat di usia 83 tahun di Urfa, meninggalkan satu karya monumental, yakni Risalah nur yang telah diterjemahkan sebanyak 60 bahasa dan telah dikaji diseluruh dunia.
Said Nursi dilahirkan dari keluarga petani sederhana dari pasangan Mirza dan Nuriye (Nuriyyah). Keduanya merupakan sosok orangtua yang terkenal baik dan rajin ibadah. Mirza adalah seorang sufi yang wira' dan menjaga dari segala yang haram. Ibu said nursi yang bernama Nuriye pun terkenal wira' dan juga sangat berhati-hati dalam menjaga kesucian wudhu, belum pernah didapati, beliau berjalan dibumi Allah tanpa keadaan suci. Tidak pernah pula menyusui anak-anaknya, saat beliau berhalangan (haid).
Itulah bentuk Riyadhoh yang dilakukan Nuriye, sehingga tak ayal melahirkan anak-anak yang cerdas, sholih seperti Said Nursi. Beliaulah anak keempat dari anak Mirza yang paling menonjol karena kecerdasaanya, ia memiliki kekuatan ingatan yang sangat luar biasa, terbukti mampu menghafal Al-Qur'an hanya dalam waktu 2 minggu, menghafal 90 jilid kitab-kitab pokok islam, dan juga menguasai bahasa arab dan persia disamping bahasa turki dan kurdi. Said nursi telah menulis 3000 kitab dalam bahasa Arab, juga mempelajari ilmu filsafat barat dan peradabannya secara mendalam serta telah menyusun 14 Ensiklopedi yang mencangkup permasalahan islam modern.
Beliau lahir pada masa pemeritahan Sultan Abdul Hamid II, dimana pemerintahan Turki utsmani berada diambang kehancuran karena sebagian negara Islam telah dijajah barat, sementara para cendekiawanya berada dibawah kendali barat. Pengaruh Westernasipun semakin gencar dilancarkan oleh musuh musuh Islam. Bukan hanya westernasi melainkan pengaruh sekularismepun sudah mulai menjalar kesegala dimensi.
Di saat yang sama tersebar bahwa Menteri pendidikan Inggris, Gladstone mengata kan bahwa selama Al-Qur'an berada ditangan umat Islam maka kita tida akan bisa menguasai mereka. Oleh karena itu kita harus melenyapkannya atau memutuskan umat muslim denganya.
Keadaan turki yang demikian benarlah membuat segalanya kacau, Islam yang berabad abad dibangun dan tertanam secara keseluruhan dirombak dengan masuknya budaya barat, terlebih saat ditanda tanganinya perjanjian Lausanue maka secara internasional Turki diakui sebagai Negara Republik Turki serta Mustafa Kemal Attaturk dipilih sebagai presiden yang berfaham sekuler.
Setelah berkuasa, Mustafa Kemal Attaturk melakukan berbagai upaya reformasi dalam agama dengan menghapus Biro Syaikh Al Islam pada tahu 1924 begitu juga dengan kementrian syariat dan mahkamah syariat.Banyak sekali pembaharuan yang dilakukan Mustafa yang dirasa sangat melenceng jauh dari ajaran Islam, diantaranya pada tahun 1925 M masjid-masjid ditutup, bahkan ada masjid yang dialih fungsikan menjadi museum, hukum perkawinan digantikan dengan hukum Swiss yakni perkawinan dilakukan bukan lagi menurut syariat tetapi menurut hukum sipil, pendidikan agama ditiadakan di sekolah-sekolah, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, pelajaran bahasa Arab dan Persia yang terdapat dalam kurikulum dihapuskan kemudian tulisan Arab diganti dengan tulisan Latin, Dalam hal pakaian harus mengenakan pakaian Barat serta lafadz adzanpun diganti dengan menggunakan bahasa Turki.
Pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk berusaha memisahkan agama dari pemerintahan dikarenakan agar Negara dapat bebas dari pengaruh ulama dan pemimpin-pemimpin tarekat, selain itu kekhilafahan juga dihapus, dan pemerintahan juga memberantas semua gerakan-gerakan yang berisi kritikan yang datang dari agamawan, adapun sasaran pemerintah adalah kelompok tarekat yang dianggapnya sangat berbahaya karena perananya yang sangat kuat terbukti dari pemberontakan yang ditunjukkan Said Nursi yang mengakibatkan semua tarekat dihapuskan.
Sejak pembaharuan dilakukan, pemerintah secara efektif mengadakan pemantauan ketat terhadap kaum agamawan bahkan kedudukan jabatan banyak dhapuskan serta gelar-gelar keagamaan dilarang begitupun pendidikan agama yang ada disekolah-sekolah umum dihentikan.
Sejak itulah Said Nursi sering mendapat perlakuan yang tidak baik karena dinilai mengganggu serta tidak sejalan dengan keinginan penguasa pada saat itu. Namun Said Nursi tetap berusaha membendung dengan berbagai cara agar ajaran-ajaran Islam tetap didakwahkan meski berkali-kali dibungkam seperti dipenjara, diasingkan, bahkan beberapa kali diracuni, Said Nursi tetap berkomitmen untuk tetap melestarikan Islam yang telah lama berkembag di Turki. Dengan cara berceramah dan menulis kitab yang dikenal dengan rislah nur. Disaat seperti ini, Badiuzzaman Said Nursi berusaha membendung dengan usaha-usaha yang dilakukannya, seperti dalam bidang pendidikan, kemasyarakatan, serta agama.
Yang paling menonjol diantara usaha beliau adalah dalam hal pendidikan, diantaranya dengan menyampaikan pidato, menyuwarakan aspirasi lewat media cetak agar gagasanya mengenai pendidikan diterima oleh Sultan. Sebenarnya Sultan Hamid merupakan orang yang sangat baik dan cinta akan ilmu pengetahuan, karena banyaknya pihak dalam Turky Usmani yang beragama Yahudi. Iapun tidak dapat berbuat apapun, dan hanya menjadi boneka.