Mohon tunggu...
Afitta Dina
Afitta Dina Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

Registered Nurse || Nursing Student at University Of Indonesia || Nursing Graduate University of Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjabatani Kesenjangan: Profesi Perawat pada Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil

9 Juni 2024   09:05 Diperbarui: 9 Juni 2024   12:41 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat pada umumnya yang tinggal di daerah pedesaan masih harus berhadapan dengan kenyataan pahit yang ada di balik gemerlapnya kota metropolitan dan kemajuan teknologi kesehatan. Hambatan terbesar untuk mendapatkan perawatan yang memadai termasuk terbatasnya akses ke layanan kesehatan, infrastruktur yang tidak memadai, dan kurangnya tenaga medis. Di tengah-tengah hal tersebut, perawat berperan penting dalam menutup kesenjangan dan menjamin bahwa setiap orang memiliki akses yang adil terhadap layanan kesehatan.

Layaknya pahlawan tanpa tanda jasa, para perawat di daerah terpencil, tertinggal dan terluar (3T) mengabdikan diri dengan sepenuh hati untuk melayani masyarakat. Mereka bekerja lembur, memberikan perawatan terbaik kepada pasien dengan sumber daya yang terbatas. Mereka sering kali harus menempuh perjalanan yang sulit dan jauh untuk menjangkau pasien di desa-desa terpencil. Tanggung jawab mereka lebih dari sekadar memberikan obat dan merawat luka; mereka juga memiliki kewajiban untuk mendengarkan dengan seksama, mengedukasi pasien tentang isu-isu kesehatan, dan menawarkan dukungan. Perawat menjadi sumber informasi bagi masyarakat dalam menghadapi kurangnya pengetahuan dan informasi, membantu masyarakat dalam memahami masalah kesehatan mereka dan menjaga kesehatan mereka.

Namun, dedikasi dan peningkatan para pekerja di daerah-daerah kecil terkadang masih jauh dari harapan. Gaji yang terbatas, minimnya dukungan dan fasilitas dari pemerintah merupakan tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari. Hal ini tidak membuat mereka merasa frustasi dan tidak termotivasi. Menjadi perawat di daerah terpencil, tertinggal dan terluar (3T) bukanlah keputusan yang mudah. Diperlukan keyakinan yang kuat, empati, dan perasaan yang lembut terhadap sesama. Mereka mengorbankan kualitas hidup mereka di kota untuk mengangkat derajat mereka di atas tingkat nasional, dengan demikian menjamin hak setiap orang atas kesehatan. Motif mereka sangat berbeda. Ada yang merasa terganggu oleh rasa ingin mempertahankan diri dan ingin membantu mereka yang paling membutuhkan. Ada juga yang terinspirasi oleh para lansia yang takut menyentuh mereka, dan ingin mengikuti teladan mereka. Ada juga yang ingin memperbaiki diri mereka sendiri untuk negara dan masyarakat mereka.

Seperti yang dinyatakan oleh Nursalam (2018) Di mana pun mereka ditempatkan, perawat dan tenaga medis profesional lainnya perlu memahami bahwa melayani masyarakat dengan penuh dedikasi adalah inti dari panggilan mereka. Para profesional keperawatan memiliki kesempatan untuk mengubah dunia dan meninggalkan warisan yang abadi di mana pun mereka bekerja. Prospek dan Kesulitan di Masa Depan Meskipun ada kemunduran dan keberhasilan, perawat 3T tidak pernah menyerah. Demi memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat, mereka tidak pernah berhenti bekerja keras, mempelajari hal-hal baru, dan mengasah kemampuan mereka. Namun masih banyak tantangan yang harus diatasi. Tantangan utama tetaplah akses, kurangnya tenaga medis, dan kurangnya infrastruktur. Untuk mendukung para pahlawan kesehatan ini, masyarakat, organisasi nirlaba, dan pemerintah harus berdedikasi dan bekerja sama. Ada harapan besar untuk masa depan keperawatan di Daerah terpencil, tertinggal dan terluar 3T. Mereka berharap bahwa peningkatan fokus pemerintah dan terobosan teknis akan menghasilkan layanan kesehatan yang lebih baik di lokasi-lokasi terpencil. Di tangan mereka, masa depan kesehatan masyarakat di ujung negeri ini akan lebih cerah..

Salah satu aspek kunci dari masalah ini adalah kesejahteraan perawat di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T) yang tidak memadai. Mereka sering kali menerima kompensasi yang tidak memadai, yang tidak sebanding dengan tingkat tanggung jawab yang mereka pikul dan komitmen yang kuat terhadap pekerjaan yang mereka lakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hambatan signifikan yang dapat mengurangi dorongan dan semangat inventif mereka adalah tidak adanya kemungkinan untuk kemajuan karir. Kapasitas mereka untuk maju secara profesional terhambat oleh ketidakpastian ini. Untuk menginspirasi dan memotivasi perawat untuk memberikan perawatan terbaik kepada pasien, pengakuan dan dukungan yang tepat dari manajemen sangat penting. Dalam meanangani isu ini harus berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi para perawat dan memastikan bahwa komitmen mereka diakui dan dihargai di samping pekerjaan luar biasa yang mereka berikan di pelayanan perawatan kesehatan memerlukan pertimbangan menyeluruh terhadap tantangan dan kekhawatiran ini. Meskipun sudah ada banyak peraturan,  seperti kebijakan kesejahteraan, inisiatif pelatihan, dan pembayaran insentif tambahan namun penerapannya sangat bervariasi di setiap daerah. Rekomendasi kebijakan yang diusulkan yang mencakup kemungkinan pengembangan profesional yang lebih baik, tinjauan struktur pembayaran untuk menjamin kompensasi yang adil, dan pengakuan yang lebih besar terhadap kontribusi yang diberikan oleh perawat-merupakan titik balik yang signifikan.

Berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menutup kesenjangan layanan kesehatan di daerah pedesaan. Selain membayar gaji yang lebih tinggi dan menyediakan fasilitas yang sesuai, pemerintah harus memprioritaskan untuk mendukung perawat yang bekerja di lokasi yang jauh dan memastikan mereka menerima pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan. Selain itu, masyarakat harus mengedukasi masyarakat tentang nilai keperawatan dan memberikan penghargaan yang layak atas komitmen mereka. Dukungan emosional dan finansial dari masyarakat dapat membantu para perawat merasa lebih termotivasi untuk terus memberikan perawatan terbaik bagi mereka yang tinggal di daerah 3T di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.

Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan akses kesehatan di masyarakat pedesaan. Namun, mencapai akses kesehatan yang adil dan berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia-termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil-mungkin dapat dicapai dengan dedikasi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.  Menurut Nursalam, komitmen seorang perawat tidak hanya terbatas pada pekerjaannya di dunia kedokteran. Selain itu, perawat menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat, memahami adat istiadat dan budayanya, serta menumbuhkan rasa saling menghormati dan saling percaya. Karena kedekatan mereka, mereka mampu menawarkan layanan kesehatan yang lebih efisien dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Ada banyak kisah motivasi tentang perawat di tanah pedalaman (Nursalam 2018). Untuk menjangkau pasien yang jauh, beberapa orang rela menempuh perjalanan berjam-jam dengan sepeda motor atau berjalan kaki. Untuk mengantarkan obat dan bantuan medis, beberapa orang dengan berani menyeberangi sungai dan mendaki gunung. Ada juga orang-orang yang dengan telaten dan sabar merawat pasien dengan penyakit kronis, tidak pernah berhenti untuk menawarkan kenyamanan atau bantuan.

Komitmen dan pengorbanan yang dilakukan oleh para perawat di lokasi-lokasi pedesaan sering kali terabaikan oleh kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan kontemporer. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang layak mendapatkan rasa terima kasih dan penghormatan. Keuletan dan ketulusan mereka dalam membantu penduduk di daerah terpencil di negara ini merupakan bukti nyata bahwa kebaikan dan kasih sayang dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan, di tempat yang jauh, perawat sangat penting dalam membantu akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Setiap orang yang terlibat harus berterima kasih dan mendukung komitmen dan pengorbanan mereka. Dengan dedikasi dan kolaborasi, kita dapat memastikan bahwa setiap orang Indonesia memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

Di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T) di Indonesia, ketika harapan bagaikan seberkas cahaya, para perawat adalah pelita yang menerangi jalan. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa-malaikat berbaju putih-yang, terlepas dari keterbatasannya, memberikan pelayanan yang profesional dan penuh kasih sayang. Kita semua terinspirasi oleh kisah-kisah mereka untuk tidak pernah berhenti menghargai dan membantu para pahlawan kesehatan yang tidak mementingkan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2019). Perspektif Hak Asasi Manusia Terhadap Perawat Tenaga Kesehatan Sukarela Yang Bekerja Di Instansi Pemerintah (Doctoral dissertation, UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun