Pernahkah kita merefleksikan diri, apakah selama ini cara saya melayani siswa sudah sesuai dengan kebutuhan mereka?
Â
Pertanyaan tersebut sebagai pemantik untuk belajar lebih lanjut tentang pembelajaran berdiferensiasi. Bapak Ibu, pernahkah kita mengamati secara lebih mendalam keberadaan anak-anak kita di dalam kelas? Bagaimana kemampuan yang mereka miliki? Bagaimana cara belajar mereka? Apa saja keinginan mereka? Ya, semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak karakeristik dan potensi yang dimiliki. Pembelajaran saat ini bukan lagi berpusat pada guru dengan menganggap semua siswa itu sama, namun pembelajaran saat ini menekankan pada keberagaman. Guru memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Pembelajaran berdifeferensiasi sebagai salah satu cara untuk memfasilitasi keberagaman siswa di dalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu diferensiasi proses, diferensiasi konten , serta diferensiasi produk. Pembelajaran diferensiasi pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa yang beragam. Â SEbelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa hal yang harus diprhatikan. Diatnaranya adalah persiapan dalam mengajar. Seringkali dalam mengajar kita mengabaikan kemampuan awal siswa. Kemampuan awal perlu kita identifikasi mengetahui kesiapan belajar mereka.
Seringkali kita acuh, kurang memperdulikan kesiapan belajar siswa. Biasanya kita datang di kelas dengan persiapan pembelajaran yang telah direncanakan, namun kita tanpa sadar mengabaikan kesiapan belajar anak-anak didik kita. Pada awal pembelajaran, hedaknya kita melakukan asesmen diagnostic atau tes kemampuan awal. Asesmen diagnostic kognitif, maupun non kognitif. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan peserta siswa kita dalam sebelum menerima materi maupun minat siswa. Setelah melakukan asesmen diagnostic, selanjutnya kita dapat membuat pemetaan dari hasil asemen diagnostic.Â
Peserta didik yang kesiapan belajarnya masih kurang, kita berikan pendampingan secara menyeluruh dan mendalam, sedangkan peserta didik dengan kesiapan belajar cukup, bentuk pendampingannya lebih ringan daripada yang kurang dan peserta didik dengan kesiapan belajar lebih baik lagi, bisa bekerja lebih mandiri di dalam kelas. Asesmen diagnostic dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa menggunakan tes, ataupun non tes dengan lembar observasi.
Pembelajaran berdiferensiasi bukan mengkotak-kotak siswa, melainkan memeberikan pelayan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya serta menggali potensi dan menuntun, mengasah potensi agar lebih baik lagi. Diharapkan pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa untuk menemukan jati dirinya dan meraih mimpi-mimpi yang dimiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H