Mohon tunggu...
Afista Pegi Fitriana
Afista Pegi Fitriana Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya adalah seorang pendidik yang memiliki hoby menulis serta travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Membantu Siswa untuk Menggapai Mimpi

19 Juli 2023   13:42 Diperbarui: 19 Juli 2023   13:59 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah kita merefleksikan diri, apakah selama ini cara saya melayani siswa sudah sesuai dengan kebutuhan mereka?

 

Pertanyaan tersebut sebagai pemantik untuk belajar lebih lanjut tentang pembelajaran berdiferensiasi. Bapak Ibu, pernahkah kita mengamati secara lebih mendalam keberadaan anak-anak kita di dalam kelas? Bagaimana kemampuan yang mereka miliki? Bagaimana cara belajar mereka? Apa saja keinginan mereka? Ya, semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak karakeristik dan potensi yang dimiliki. Pembelajaran saat ini bukan lagi berpusat pada guru dengan menganggap semua siswa itu sama, namun pembelajaran saat ini menekankan pada keberagaman. Guru memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Pembelajaran berdifeferensiasi sebagai salah satu cara untuk memfasilitasi keberagaman siswa di dalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu diferensiasi proses, diferensiasi konten , serta diferensiasi produk. Pembelajaran diferensiasi pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa yang beragam.  SEbelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa hal yang harus diprhatikan. Diatnaranya adalah persiapan dalam mengajar. Seringkali dalam mengajar kita mengabaikan kemampuan awal siswa. Kemampuan awal perlu kita identifikasi mengetahui kesiapan belajar mereka.

Seringkali kita acuh, kurang memperdulikan kesiapan belajar siswa. Biasanya kita datang di kelas dengan persiapan pembelajaran yang telah direncanakan, namun kita tanpa sadar mengabaikan kesiapan belajar anak-anak didik kita. Pada awal pembelajaran, hedaknya kita melakukan asesmen diagnostic atau tes kemampuan awal. Asesmen diagnostic kognitif, maupun non kognitif. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan peserta siswa kita dalam sebelum menerima materi maupun minat siswa. Setelah melakukan asesmen diagnostic, selanjutnya kita dapat membuat pemetaan dari hasil asemen diagnostic. 

Peserta didik yang kesiapan belajarnya masih kurang, kita berikan pendampingan secara menyeluruh dan mendalam, sedangkan peserta didik dengan kesiapan belajar cukup, bentuk pendampingannya lebih ringan daripada yang kurang dan peserta didik dengan kesiapan belajar lebih baik lagi, bisa bekerja lebih mandiri di dalam kelas. Asesmen diagnostic dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa menggunakan tes, ataupun non tes dengan lembar observasi.

Pembelajaran berdiferensiasi bukan mengkotak-kotak siswa, melainkan memeberikan pelayan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya serta menggali potensi dan menuntun, mengasah potensi agar lebih baik lagi. Diharapkan pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa untuk menemukan jati dirinya dan meraih mimpi-mimpi yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun