Mungkin kita semua sudah tau bahwa Kota Tua Jakarta adalah bagian dari Jakarta yang sudah menjadi daerah destinasi yang selalu di datangi para wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Dan kali ini saya ingin menceritakan perjalanan saya saat berada di kawasan Kota Tua Jakarta, dimana masih banyak tempat - tempat bersejarah yang mungkin kurang terekspose.Â
Baiklah saya akan menceritakan dari awal saya datang menggunakan kereta dan turun di Stasiun Jakarta Kota selanjutnya saya bertemu dengan teman - teman saya dan juga bertemu dosen dan satu orang kenalan yang ternyata adalah relawan untuk mengantar kami berkeliling di daerah sekitaran Kota Tua.
Kami berjalan kaki menuju tempat yang dituju melewati pasar dan juga melewati kemacetan jalan di siang hari, panasnya matahari menghantarkan kami menuju tempat yang bersejarah pertama kami melewati Masjid Jami 'Annawier dan diam sejenak untuk mendengarkan penjelasan sekilas mengenai Masjid yang ternyata adalah Masjid yang telah berdiri dari zaman 1760 yang usianya 2 abad lebih dan masih terjaga bangunannya dimana arsitektur depannya masih bagus.Â
berlanjut kami berjalan menuju tempat yang memiliki cerita yaitu Langgar Tinggi, namun saat kami mendatangi tempat itu ternyata kurang terawat yang mungkin masih banyak yang perlu di benahi agar terlihat bahwa itu adalah bangunan yang memiliki cerita sejarah. kemudian kami beristirahat dan juga ibadah sholat Dzuhur di Masjid Jami' Annawier selanjutnya, kami menuju rumah Bang Ucin yang tidak jauh dari Masjid.Â
Bang Ucin adalah seorang yang cukup terkenal di daerah Pekojan ini karena Bang Ucin memiliki usaha seperti menjual parfum, masker dan juga kopi yang terkenal enak karena racikannya sendiri. Bukan hanya itu tetapi ada yang menarik lagi yaitu rumah yang ia tinggali adalah rumah yang menjadi saksi zaman dimana rumah itu memiliki cerita yang bisa di kataan menjadi rumah peninggalan zaman Belanda. Bang Ucin sendiri adalah cucu dari seorang Belanda dan juga ia tampak terlihat seperti orang Arab.Â
Berlanjut dengan cerita - cerita yang di bawakan Bang Ucin, beliau pun mempersilahkan kami menikmati kopi racikannya yang luar biasa rasanya dan sangat nikmat. Diteriknya hari tidak membuat nikmatnya kopi ini berkurang, menyeruputnya secara perlahan dan juga meresapi rasanya. Sayangnya kami tidak melihat pembuatannya karena kami semua sedang beristirahat setelah menempuh jalan yang lumayan. Kami menunggu seduhan kopi kedua dengan rasa yang sama Bang Ucin membawakan kopi keduanya karena kopi pertama habis dengan cepat saat kami mencobanya dan menyukai rasanya yang unik. Mungkin bagi yang tidak menyukai kopi, rasa kopi ini terlalu pahit. tetapi memang betul kopi ini pahit namun asih bisa di terima di dalam mulut dan juga pas rasanya.Â
Bang Ucin menjelaskan bahwa bahan parfumnya ini bisa digunakan hanya dengan dibakar saja semacam aromaterapi yang memang bisa di simpan untuk mengharumkan ruangan. dengan membakar bara dan menyimpannya di sebuah tempat yang sudah berisi bahan parfumnya itu harumnya akan keluar dari asap yang timbul.