Keluh kesah bekerja petani di riau yaitu mereka mengatakan bahwasanya harga sawit emang mahal tapi upah buruh cuman segitu gitu saja , kami para buruh sawit ingin juga upah buruh sawit di naikan agar kami tidak sengsara sekali dalam bekerja .ungkapnya mas ifan pramudia
     di balik semua itu bekerja menjadi buruh sawit tidaklah terlalu berat melainkan enak juga dalam bekerja ,soalnya kerja nya dalam 1 bulan cuman kerja 4 kali saja. Dan sudah di siapkan dalam bekerja uang makan, rokok, dan minuman dari yang punya lahan sawitnya. Ungkapnya mas ifan pramudia
     Para petani sawit, yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama dari hasil panen mereka, seringkali merasakan beban yang berat di bahunya. Meski tanah dan keringat mereka menjadi sumber kekayaan bagi negara, tetapi mereka kerap hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. Harga tandan buah segar (TBS) yang fluktuatif, birokrasi yang rumit, dan praktik monopoli di dalam industri sawit sering membuat petani merasa terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit ditembus.
  Â
    Namun, tragedi terbesar yang menimpa petani sawit seringkali terjadi di sekitar Hari Kemerdekaan. Pada hari-hari menjelang perayaan kemerdekaan, Dan di hari hari besar lainya harga TBS cenderung turun drastis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H