Perkembangan metakognitif adalah kesadaran seseorang tentang cara ia belajar, termasuk kemampuannya menilai kesulitan, memahami tingkat pemahaman dan mengevaluasi kemajuan belajarnya. Metakognisi terdiri dari tiga jenis
pengetahuan menurut Flavell (1979) dan Pintrich (2002): pengetahuan tentang strategi, tugas kognitif, dan
pengetahuan diri. Pengembangan kemampuan metakognitif penting agar siswa dapat meningkatkan efektivitas
belajarnya dengan menyadari kekuatan dan kelemahan, serta menyesuaikan strategi belajar sesuai kebutuhan. Guru
berperan memberikan kesempatan refleksi agar siswa lebih menyadari proses belajarnya.
Penerapan metakognitif dalam pembelajaran membantu siswa mengontrol dan memahami proses berpikir mereka, sehingga mereka dapat belajar lebih mandiri dan efektif. Proses ini melibatkan tiga langkah utama: perencanaan tujuan belajar, pemantauan efektivitas strategi belajar, dan evaluasi hasil belajar. Dengan penerapan metakognitif, siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, motivasi, kemandirian, dan tanggung jawab dalam belajar. Selain itu, metakognitif juga sangat relevan dalam pembelajaran berbasis masalah, membantu siswa merumuskan, merencanakan, dan menilai solusi untuk masalah yang dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H