Bendungan Tiu Suntuk yang berada di Desa Mujahiddin, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara. Akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada mei lalu tepatnya Tanggal 02 Mei 2024. Bendungan yang dibangun sejak tahun 2020 tersebut ditaksir menghabiskan dana hingga 1,4 Trilliun. Bendungan tersebut menjadi salah satu bendungan terbesar dari tujuh bendungan yang ada d Provinsi NTB.
Bendungan Tiu Suntuk memiliki kapasitas tampungan sebesar 60,85 juta meter kubik dengan luas genangan  321,52 hektare. Meskipun Pembangunan Bendungan Tiu Suntuk ini terbilang cepat namun bendungan tersebut memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk irigasi seluas 4.000 Hektare, mereduksi banjir seluas 489 Hektare, penyediaan air baku dengan kapasitas 68 liter/detik dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro 0,80 MW.
Dengan diresmikannya Bendungan Tiu Suntuk menandai bahwa bendungan tersebut terbuka untuk masyarakat umum. Namun, pergerakan pengunjung masih terbatas karena belum ada proses penandatanganan serah-terima bendungan tersebut dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Sumbawa Barat, Hal ini terlihat ketika penulis berkunjung ke Bendungan Tiu Suntuk disana terlihat memang terdapat tentara yang menjaga didepan pintu gerbang bendungan.Â
Sehingga pada saat itu penulis dibatasi untuk masuk ke bendungan walau hanya untuk melakukan ibadah sholat ashar karena ketika itu waktu menunjukkan waktu sholat ashar. Penjagaan tersebut berguna untuk menjaga agar bendungan tersebut tidak rusak sebelum adanya serah-terima pengelolaan bendungan.
Sebelum dibangunnya Bendungan Tiu Suntuk sudah ada Bendungan Bintang Bano yang berada di Kecamatan Brang Ene. Bendungan ini memiliki kurang lebih sama seperti bendungan Bintang Tiu Suntuk yaitu untuk irigasi dan mereduksi banjir.Â
Dengan adanya dua bendungan besar di Kabupaten Sumbawa Barat ini diharapkan kegiatan pertanian di Sumbawa Barat dapat maksimal dan tentunya petani dapat menghasilkan panen yang baik, serta dapat mencegah banjir dan dampaknya bagi Kabupaten Sumbawa Barat mengingat KSB sering dilanda banjir setiap tahunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H