Mohon tunggu...
Afina ZuhrotalMillati
Afina ZuhrotalMillati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur'an An-Nur Yogyakarta

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seberapa pentingkah memuliakan tetangga?

15 Januari 2022   13:00 Diperbarui: 15 Januari 2022   13:05 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah makhluk sosial yang masih membutuhkan campur tangan orang lain. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individu. Dari sinilah terjadi keterkaitan antara seseorang dengan tetangganya. Tetangga adalah orang yang menjadi garda terdepan ketika kita membutuhkan bantuan. Dalam Islam, diajarkan bagaimana cara kita memuliakan tetangga sebagai orang yang hidup bersama kita.
Dalam ayat Al-Qur’an telah dijelaskan betapa pentingnya untuk memulyakan tetangga, seperti dalam Q.S An-Nisa’ ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua bapak ibu, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Memuliakan tetangga tidak harus dengan cara yang mewah (cara yang berlebihan), Semua orang dapat melakukannya. Memuliakan tetangga bisa dimulai dengan hal-hal kecil. Misalnya seperti apabila mempunyai suatu makanan maka dianjurkan untuk membagi kepada tetangganya walaupun itu hanya sedikit. Hal ini juga akan menimbulkan suatu hubungan yang baik dan harmonis dengan tetangga.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, Rasulullah SAW bersabda “tetangga ialah 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah ke belakang". Jadi, tetangga adalah 40 rumah yang mengelilingi rumah kita dari berbagai penjuru arah. Pentingnya memuliakan tetangga itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah tidak melihat Apakah tetangga itu baik atau buruk, dekat atau jauh, dan muslim atau non muslim. Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Memuliakan tetangga merupakan suatu hal yang  sangat penting. Dengan memuliakan tetangga, kita dapat mendapat beberapa keutamaan, diantaranya adalah memuliakan tetangga dapat mendatangkan syafaat, juga menjadi salah satu sebab hadirnya kebahagiaan di dunia. Karena kita merasa hidup rukun dengan tetangga dan tidak ada suatu masalah apapun, sehingga hidup terasa lebih damai. Dan yang paling utama dari memuliakan tetangga adalah dapat menyempurnakan iman kita. Semua ini sudah terjamin dalam hadits Nabi SAW.
Dalam bertetangga, sudah seharusnya untuk saling mengerti, menghargai, dan menghormati dengan tetangga yang lain. Ada beberapa hak dalam bertetangga yang harus diketahui. Hak-hak tersebut seperti dalam hadist dari Ath-Thabrani meriwayatkan Jabir ra. Rasulullah Saw bersabda:“Tetangga itu ada tiga macam, yakni tetangga yang memiliki satu hak, tetangga yang memiliki dua hak dan tetangga yang memiliki tiga hak. Tetangga yang memiliki satu hak ialah orang musyrik (non muslim), ia memiliki hak bertetangga. Tetangga yang memiliki dua hak yaitu seorang muslim, ia memiliki hak tetangga dan islam. Tetangga yang memiliki tiga hak yakni tetangga yang islam dan memiliki hubungan kerabat, ia memiliki hak tetangga, hak islam dan hak silaturahim keluarga". (H.R Al-Bazzar dan Al-Hasan bin Sufyan)
Dari hadits tersebut, dapat diketahui bahwa ada hak-hak tertentu dalam bertetangga. Perbedaan dalam kepemilikan hak tersebut tidak menjadikan kita bersikap seenaknya dengan tetangga, harus tetap berbuat baik dan memuliakan tetangga. Apabila ingin memberikan sesuatu maka tidak hanya tetangga tertentu. Akan lebih baik diberikan kepada keseluruhan walaupun hanya sedikit tanpa membedakan tentang kepemilikan dalam hak bertetangga.
Dan janganlah sekali-kali berbuat tidak baik baik kepada tetangga. Karena itu dapat menyebabkan tidak dianggap beriman oleh Allah. Seperti dalam hadits Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Nabi SAW. bersabda : “ demi Allah, tidaklah beriman;demi Allah tidaklah beriman; demi Allah, tidaklah beriman! “ beliau SAW. ditanya :”siapakah ya Rasulullah.?” Lalu Rasulullah SAW. menjawab : “yaitu orang yang tetangganya tidak aman akan kejahatannya”. (muttafaq’alaih). Dalam hadits lain Dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan : Nabi SAW. bersabda :”tidak akan masuk surga orang yang tetangganya itu tidak aman akan kejahatannya .”
Setelah mengetahui bagaiman cara memuliakan tetangga, seyogyanya kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Jangan mencari celah yang menyebabkan retaknya hubungan dan juga pertengkaran dengan tetangga. Karena disaat kita kesulitan, pastilah tetangga yang akan menjadi penolong pertama. Berusaha untuk tetap menjadi tetangga yang baik, meskipun tidak diperlakukan dengan baik. Semoga kita dapat mengamalkannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun