Mohon tunggu...
Afina 0501
Afina 0501 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Hobi travelling, kulineran. Konten yang sering dibaca terkait politik dan terkait komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Momok Pesisir Kandang Panjang Pekalongan Saat Gelombang Pasang

30 November 2023   20:27 Diperbarui: 30 November 2023   20:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Pekalongan- Banjir rob merupakan momok yang menghantui masyarakat pesisir Kota Pekalongan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan melaporkan bahwa kejadian banjir/rob di Kota Pekalongan disebabkan gelombang pasang. Tercatat belasan kelurahan terdampak gelombang pasang tiap tahunnya. Perumahan Pesona Griya Panjang salah satunya. 

Perumahan yang berdiri kurang lebih 8 tahun ini, hanya menyisakan bangunan terbengkalai. Perumahan tersebut kini sepi ditinggal penghuninya akibat banjir rob. Menurut Lia selalu ketua RT, hanya tersisa kurang lebih empat puluh kepala keluarga yang menetap. Sisanya memilih pindah dan mengungsi ke rumah kerabatnya. 

"Kurang lebih sih 40 kepala keluarga yang masih disini, sisanya pindah kalau tidak ya ngungsi ke rumah keluarganya." Ujar Lia. 

Selain sepi, Perumahan Pesona Griya juga memiliki akses yang sulit dijangkau ketika air laut pasang. Jalanan yang terendam air dapat menyebabkan mesin bermotor rusak. Hal ini mengharuskan warga menitipkan kendaraannya jauh dari kompleks perumahan. Tidak adanya perahu karet juga menambah pelik persoalan warga. Akibatnya, banyak warga yang harus menerjang banjir yang tak jarang ketinggiannya mencapai pinggang orang dewasa. 

"Disini memang sepi, jalannya juga susah, kalau banjir itu kita nitipin motor di depan sana, soalnya kalau dipaksa lewat motornya bisa rusak." kata Lia dalam wawancara 17/11

Warga di sana juga mengeluhkan sulitnya kehidupan di tengah banjir, mulai dari aktivitas sehari-hari yang terganggu hingga hilangnya pendapatan harian sebab produksi terhambat. Belum lagi anak-anak yang harus berangkat sekolah. Para orang tua bahkan rela menggendong buah hati mereka menerobos genangan banjir dengan jalan kaki. 

"Banjir apa-apa susah, kalau yang kerjanya di rumah jahit juga ga bisa jahit, terus kalau anak-anak mau sekolah itu biasanya pada digendong sama orang tuanya, biar seragamnya ga basah." Kata Lia

Masyarakat di sana tidak hanya berpangku tangan dengan keadaan. Mereka juga berusaha meninggikan struktur rumah dengan harapan air tidak lagi merendam pemukiman. 

"Saya sudah meninggikan rumah tiga kali, pas ditinggikan itu, air memang ga masuk, tapi beberapa tahun, ya air masuk lagi." Ujar Lia

Meskipun begitu, Lia tetap bersyukur. Baginya, Perumahan Pesona Griya merupakan tempat yang membuatnya nyaman dan jauh dari keramaian kota. Ia juga berharap tanggul yang dibuat oleh pemerintah dapat dioptimalkan fungsinya supaya paling tidak ia tidak khawatir ketika gelombang pasang tiba-tiba datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun