Moderasi beragama mengajarkan agar kita mengubah pandangan menjadi lebih berpikir terbuka, empati, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini sangat berpengaruh dalam dunia yang semakin global dan beragam saat ini. Moderasi beragama juga mengajarkan agar kita membantu menciptakan kehidupan yang harmonis dan damai di mana semua orang merasa diterima dan dihargai, tidak peduli apa keyakinan mereka.
Dalam era 5.0 yang penuh dengan kasus intoleransi beragama, toleransi dapat dipraktikkan oleh masyarakat melalui dorongan dari tokoh masyarakat, seperti ketua RT/RW yang berperan sebagai agen perubahan untuk bermoderat yang dapat memengaruhi banyak orang di lingkungan mereka. Hal ini memungkinkan penyebaran nilai-nilai moderasi beragama ke seluruh masyarakat.
Semua orang memiliki potensi untuk merusak atau memperbaiki kerukunan. Praktik moderasi beragama dapat berperan sebagai benteng pertahanan terhadap radikalisme dan ekstrimisme agama. Hal ini bukan hanya sekedar perdamaian, tetapi merawat nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar. Dengan moderasi beragama, kita menjaga stabilitas sosial, mencegah konflik berbasis agama yang merusak, dan memungkinkan setiap individu untuk hidup harmoni.
Bagaimana kita semua bisa berkontribusi dalam mepromosikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari kita?
Afina Athiyyatul Karima, mahasiswi Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H