Mohon tunggu...
Afin Yulia
Afin Yulia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer, blogger

Gemar membaca, menggambar, dan menulis di kala senggang.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Makarya, Ketika Rakyat Kaki Gunung Raung Berpesta

7 Februari 2017   08:51 Diperbarui: 7 Februari 2017   11:03 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolaborasi seni di ajang pagelaran makarya (source : Eko Suprayogi)

Terletak di kaki gunung Raung, kecamatan Songgon dikarunia oleh kesuburan tanah dan bentang alam yang indah. Dihuni etnis Madura, Jawa, dan Osing membuat wilayah ini kaya oleh campuran beragam budaya. Gabungan faktor-faktor tersebut menjadikan Songgon sebagai wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam, wisata, dan seni budaya yang besar. Sangat disayangkan apabila potensi tersebut tidak dijaga dan dilestarikan demi generasi berikutnya.

Agar potensi tersebut tetap tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan tentu dibutuhkan satu wadah serta kegiatan yang mampu mendukungnya. Pagelaran kesenian bertajuk Makarya (Masyarakat Kaki Raung Berkarya) ini kemudian digelar untuk mewujudkannya. Tak sekedar menjaga dan melestarikan potensi desa setempat, pagelaran budaya tersebut juga dimaksudkan untuk mengembangkannya sekaligus. Sehingga masyarakat Songgon mampu mandiri secara ekonomi, sosial serta budaya.

Tak melulu potensi alam dan seni budaya—kuliner, hasil pertanian, sejarah, hasil hutan dan segala karya masyarakat desa Songgon—turut diangkat dalam pagelaran yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Hebatnya meski minim persiapan, sponsor, dan dana pagelaran berhasil dilangsungkan. Partisipasi masyarakat yang maujud dalam budaya gotong royong menjadikan kegiatan pesta rakyat yang digagas dan diprakarsai pemuda dari sembilan desa di Kecamatan Songgon sukses terselenggara.

paduan suara di ajang pagelaran Makarya (source : Lutfieka Dewi)
paduan suara di ajang pagelaran Makarya (source : Lutfieka Dewi)
Rangkaian kegiatan Pagelaran Makarya dimulai pada Jumat pagi, 3 Februari, lewat acara Ruwatan. Prosesi yang bertujuan untuk membersihkan jiwa manusia agar terbebas dari sukerto ini dipimpin oleh Ki Dalang Sentot dari desa Sragi, Songgon, Banyuwangi. Usai ruwatan, malam harinya pagelaran diisi dengan kegiatan gesah budaya. Mengundang empat dalang dan budayawan dari Banyuwangi, gesah budaya ini mengangkat sejarah masyarakat kaki Raung di masa silam sebagai topik pembicaraan.

workshop pemanfaatan sampah (source : Sudarmono
workshop pemanfaatan sampah (source : Sudarmono
Berikutnya, pada hari Sabtu dilaksanakan pembukaan pagelaran, yang dilanjutkan dengan penampilan kesenian dari jam 10.00 hingga 22.00. Pentas kesenian itu tak hanya diisi oleh seni tradisional dari seniman lokal di seputaran Songgon, tetapi juga seniman kontemporer baik dari manca maupun yang tergabung dalam Jaringan Kampung Nusantara. Tidak hanya pertunjukan seni, pagelaran juga menghadirkan Russell Maier dan kawan-kawannya dari komunitas Ecobrick untuk mengadakan workshop pemanfaatan sampah. Tak boleh dilupakan, demo pembuatan kerajinan seperti pahanan, angklung, bambu, kertas recycle juga turut ditampilkan dalam pagelaran Makarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun