Mohon tunggu...
Afin Yulia
Afin Yulia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024) & Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024)

Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024) dan Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program PPA 2019, Diawali dengan Fun, Diakhiri dengan Keharuan

9 September 2019   10:18 Diperbarui: 9 September 2019   11:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumen pribadi

Tanggal 25-31 silam diadakan pelatihan program Penanggulangan Pekerja Anak di basecamp RLI di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Program ini adalah kerja bareng Stapa Center,  Kemenaker RI, dan RLI (Rumah Literasi Indonesia). 

Acara ini didesain agar peserta tidak hanya duduk manis menerima materi dalam ruangan, tetapi juga belajar beragam hal dengan cara yang fun di luar ruangan. Baik lewat praktek langsung atau mengunjungi  tempat yang menarik seperti Osing Deles dan Bangsring Underwater untuk belajar.

Diawali pada hari pertama (25 Agustus 2019),  seusai registrasi fasilitator mengajak peserta membangun komitmen belajar. Dalam suasana yang cair peserta saling mengenalkan diri, sebelum akhirnya berdiskusi perkara aturan yang berlaku selama proses belajar. 

Semisal penggunaan ponsel, jadwal istirahat, kebersihan, sopan santun dan lain sebagainya yang kemudian disepakati bersama. Hal mendasar ini penting dilakukan sebagai bagian dari upaya menumbuhkan disiplin positif pada diri masing-masing peserta.

Tidak langsung beranjak ke materi, anak justru diajak mengenali dirinya sendiri. Dimulai dengan  menyebutkan hal-hal positif dan negatif pada dirinya. Baru kemudian menilai manakah yang memungkinkan untuk diubah. 

Menurut Tunggul Harwanto, salah satu fasilitator dalam program ini, tujuan materi tersebut tidak lain adalah mengajak masing-masing individu mengenali konsep dirinya, sehingga bisa melihat perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Tidak hanya itu saja, peserta juga mendapatkan materi penting mengenai pengenalan hak anak.

Hari kedua, selepas pembukaan acara PPA 2019 oleh Disnaker Jawa Timur, peserta mendapat materi penting mengenai hak dan kewajibannya sebagai anak, pengenalan konsep pekerja anak, juga resiko selaku pekerja anak. 

Tidak hanya itu saja hari itu mereka kedatangan sosok inspiratif, yaitu Ahmad Rizki Fauzi. Pria muda berusia 22 tahun yang akrab dipanggil Rizki ini merupakan sosok difabel berprestasi. 

Meski lahir dengan bibir sumbing dan jari-jari tangan yang tidak sempurna ia memiliki keahlian yang bisa dibanggakan. Ia dikenal piawai menggambar. Dari keahliannya itulah ia acap diminta mengerjakan sketsa dan mural, yang kemudian dibayar secara profesional.

Rizki, difabel inspiratif asal Banyuwangi (sumber : dokpri)
Rizki, difabel inspiratif asal Banyuwangi (sumber : dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun