“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali” (QS. An Nisa’ (4):1)
Ketika sang fajar tenggelam bersamaan dengan suara lantunan adzan yang dikumandangkan temanku Hanif asal Kebumen, Jawa Tengah. Suaranya sangat merdu dan enakuntuk di dengan temanku yang satu ini sering di undang untuk mengisi acara Islami, kebetulan dia vokalis dari salah satu grub hadroh di Yogyakarta, tak heran ketika adzan suaranya begitu indah menggetarkan hati, dan ingin rasanya segera beranjak dari kamar untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah. Tak begitu sulit untuk saya melaksanakan sholat jamaah karena memang sudah saya niatkan ketika berangkat ke Yogyajarta untuk tinggal di masjid (baca : Takmir) dan melanjutkan studi saya S1 di UIN Sunan Kalijaga.
Kami di masjid ini ada empat orang, semua mempunyai niatan yang sama dalam mengabdikan diri untuk masjid dan berasal dari daerah yang berbeda-beda. Hendi dia berasal dari Bekasi pemikirannya begitu tajam dalam mengkritisi sebuah masalah sosial di masyarakat karena memang jurusan yang di ambil adalah Sosiologi Agama. Yang kedua Mas Amin ketua takmir masjid yang memilidi disiplin yang sangat tinggi, selanjutnya ada Hanif yang memiliki suara merdu, yang terakhir saya Fahmi orang biasa-biasa saja berasal dari salah satu desa di luar pulau jawa.
Seusai solat berjamaah, kami biasa leyeh-leyehsambil guyonan di dalam kamar dan sudah menjadi sebuah rutinitas harian kami dalam menghilangkan penat
“Sini gabung ngobrol, engga kayak biasanya kamu Mi... sedang apa kamu?”.Tanya Hendi yang melihat saya sedang menulis sesuatu
“Ada tugas mungkin dia”.Jawab lirih Hanif.
“Yaaa... Cuma iseng nulis aja mas”.Sahutku sambil kembali menulis.
(Tiiiiit.... Tiiiiiit... Tiiiiiit...)bel pertanda isya berbunyi
“Jatah kamu Mi yang adzan Isya’..”.Kata Mas Amin memerintah saya untuk adzan isya.
Malam semakin larut semua kegiatan sudah selesai termasuk kegiatan kajian rutinan Al Quran dan tugas kampus pun sudah saya kerjakan, kemudian saya keluar untuk mencari sayur matang di warung makan yang tak jauh dari masjid, biasanya saya membeli sayur kesukaan saya yang ada di sana yaitu sayur ati, sayur yang sering di masak ibu saya di rumah terkadang mengingatkan saya dengan ibu saya.
***