Pada 19 September 2024, mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) dari Universitas Negeri Malang (UM) Gelombang 1 Tahun 2024, yang dibimbing oleh Dr. Heru Wahyu Herwanto, S.T., M.Kom., telah melakukan uji coba sebuah permainan ular tangga yang mereka kembangkan. Permainan ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi Sejarah Perkembangan Komputer dalam mata pelajaran Informatika, dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di SMAN 9 Malang. Uji coba ini juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa PPG dan didukung oleh Universitas Negeri Malang dengan pendanaan Non-APBN untuk Tahun Anggaran 2024.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa dan menjadi contoh metode pembelajaran yang kreatif, yang dapat diadopsi oleh sekolah lain. Selain itu, permainan ini juga dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama dan komunikasi, saat mereka bermain dan belajar bersama. Dengan suasana yang penuh keceriaan dan semangat, siswa terlibat aktif dalam setiap permainan, memunculkan tawa dan sorak-sorai yang menggembirakan. Selain itu, permainan ini juga dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama dan komunikasi, saat mereka bermain dan belajar bersama. Melalui interaksi yang dinamis ini, mereka belajar untuk saling mendengarkan dan menghargai pendapat teman-teman mereka, sehingga membangun hubungan yang lebih erat dan meningkatkan rasa percaya diri di antara mereka.
Selain itu, permainan ini juga dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama dan komunikasi, saat mereka bermain dan belajar bersama. Melalui interaksi yang dinamis ini, mereka belajar untuk saling mendengarkan dan menghargai pendapat teman-teman mereka, sehingga membangun hubungan yang lebih erat dan meningkatkan rasa percaya diri di antara mereka. Setiap langkah yang mereka ambil dalam permainan ini bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga merupakan pelajaran berharga tentang empati, kepemimpinan, dan cara menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.
Dengan begitu, kegiatan ini berfungsi sebagai platform bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi diri mereka, mengekspresikan kreativitas, dan mengasah kemampuan berpikir kritis. Di tengah tawa dan keceriaan, mereka menyadari bahwa setiap tantangan dalam permainan adalah peluang untuk belajar sesuatu yang baru. Melihat bagaimana mereka beradaptasi dan mengatasi rintangan bersama, menjadi momen yang sangat berharga. Dalam setiap sesi, pengajar juga dapat memberikan umpan balik yang konstruktif, membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberi dorongan untuk terus berkembang. Dengan demikian, kegiatan ini bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga tentang membangun karakter yang kuat dan daya juang yang tinggi, yang akan sangat berguna bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Di sisi lain, suasana kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan ini juga menciptakan ruang di mana siswa merasa nyaman untuk mengekspresikan ide-ide mereka tanpa takut salah. Setiap pendapat yang mereka utarakan dihargai, sehingga tumbuhlah rasa saling menghormati di antara mereka. Aktivitas yang penuh energi ini seolah menghapus batas-batas formal antara pengajar dan siswa, membuat proses belajar terasa lebih alami dan kolaboratif. Lebih dari itu, kegiatan ini juga membuka mata siswa tentang pentingnya peran mereka dalam tim, bagaimana setiap individu memiliki kontribusi penting untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran holistik yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan sikap, nilai, dan keterampilan sosial yang akan terus mereka bawa hingga dewasa. Permainan yang diselingi dengan tantangan-tantangan ini mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif dan solutif, menyadari bahwa setiap masalah memiliki jalan keluar yang dapat ditemukan melalui kerjasama dan diskusi. Permainan-permainan tersebut tidak hanya menguji kecerdasan kognitif, tetapi juga kemampuan siswa untuk berpikir di luar kotak, menciptakan suasana yang mendukung terciptanya inovasi. Siswa didorong untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, dan belajar bagaimana setiap solusi yang dihasilkan merupakan hasil kolaborasi antara ide dan pengalaman yang berbeda. Hal ini menumbuhkan rasa ingin tahu yang kuat dan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Kegiatan ini, pada akhirnya, menjadi cerminan pembelajaran yang menyeluruh, memadukan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H