Mohon tunggu...
Afifah NurAndhicha
Afifah NurAndhicha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tertarik dalam dunia pendidikan sains, kesehatan, dan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paradigma Integrasi Dalam Membangun Komunikasi Yang Harmonis Di Keluarga

16 Desember 2024   20:57 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:57 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dua Putra Jaya

Komunikasi merupakan peran penting dalam kehidupan keluarga. Dalam sebuah keluarga, interaksi yang sehat dapat menghasilkan keharmonisan, memperkuat ikatan sesama anggota keluarga, dan membantu dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul. Namun, sering kali komunikasi bisa menjadi pemicu konflik apabila tidak ditangani dengan benar. Dalam hal ini, paradigma integrasi merupakan salah satu metode yang tepat untuk menciptakan komunikasi yang seimbang dalam keluarga.

Paradigma integrasi merupakan pendekatan yang fokus pada penggabungan berbagai nilai, pemahaman, dan perspektif yang berbeda di dalam sebuah keluarga guna mencapai harmonisasi. Strategi ini tidak hanya berupaya untuk menyatukan cara pandang, tetapi juga mengapresiasi perbedaan sebagai sumber kekuatan. Dalam konteks keluarga, pendekatan ini memberikan kesempatan bagi setiap anggota untuk merasakan penghargaan, pendengaran, dan penerimaan.

Pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Paradigma Integrasi

Pendekatan Bayani
Ayat-ayat Al-Qur’an berikut menjadi pedoman untuk keharmonisan, empati, dan pengertian antaranggota keluarga. Keluarga yang mengikuti pendekatan ini akan mengacu pada nilai-nilai normatif sebagai pedoman dalam membangun komunikasi yang harmonis.

QS. Al-Isra' (17): 23-24

Ayat 23:
"Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik."

Ayat 24:
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku! Sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Ayat ini mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua setelah perintah menyembah Allah, melarang berbicara kasar, bahkan sekadar mengucapkan "ah," dan mendorong anak-anak untuk berbicara lembut, terutama saat orang tua lanjut usia. Selain itu, anak-anak dianjurkan mendoakan orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, agar Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka merawat anak di masa kecil. Ayat ini menegaskan nilai kesabaran, penghormatan, dan kasih sayang sebagai dasar keharmonisan keluarga.

Pendekatan Burhani
Pendekatan burhani menerapkan logika dan bukti rasional untuk memahami maksud dari QS. Al-Isra (17): 23-24. Dalam konteks ayat tersebut, instruksi untuk berbuat baik kepada orang tua setelah perintah beribadah kepada Allah SWT menunjukkan hubungan yang rasional antara prinsip Tauhid dan interaksi antar manusia. Orang tua merupakan perantara utama bagi keberadaan manusia di dunia dan memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang, sehingga menunjukkan kebaikan kepada mereka adalah bentuk penghargaan yang wajar atas pengorbanan mereka. Larangan untuk bersikap kasar, termasuk hanya dengan menyebut kata "ah," menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk dapat menyakiti perasaan orang tua yang telah berkorban banyak untuk anak-anak mereka. Dari sudut pandang psikologis, penelitian modern juga menegaskan bahwa perlakuan buruk terhadap orang tua bisa berdampak negatif pada kesehatan emosional mereka, terutama di usia lanjut. Selain itu, anjuran untuk berbicara dengan lembut dan mendoakan orang tua menegaskan bahwa hubungan yang baik dibangun di atas dasar penghormatan dan kasih sayang, yang secara logis akan menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Dengan demikian, pendekatan burhani menunjukkan bahwa perintah ini tidak hanya merupakan wahyu dari Tuhan, tetapi juga sejalan dengan akal dan kebutuhan sosial manusia.

Pendekatan Irfani
Menerapkan pendekatan integrasi dalam komunikasi antar anggota keluarga dapat dicapai dengan menciptakan suasana yang ramah dan nyaman untuk berdiskusi, menggunakan kata-kata yang konstruktif, menangani perbedaan secara bijaksana dengan penekanan pada solusi, serta mengikutsertakan setiap anggota keluarga dalam percakapan dan proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan rasa keterlibatan. Taktik ini berperan penting dalam menumbuhkan rasa saling percaya, menciptakan keharmonisan, serta membentuk generasi yang tangguh dengan kemampuan sosial dan emosional yang lebih baik.

Paradigma integrasi merupakan cara yang efektif untuk menciptakan komunikasi yang selaras dalam suatu keluarga. Pendekatan bayani, burhani, dan irfani menawarkan pandangan menyeluruh untuk memahami dan menerapkan paradigma ini. Penerapan paradigma ini memerlukan dedikasi dari setiap anggota keluarga, namun hasil yang didapat dalam jangka panjang akan sangat berharga dalam membentuk keluarga yang bahagia dan kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun