Mohon tunggu...
Afif Yuliansyah
Afif Yuliansyah Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Afif Yuliansyah, kelahiran 31 Maret 1996, telah menemukan passion-ku dalam dunia menulis selama 2 tahun terakhir. Mengawali suka menulis baru 2 tahun terakhir. Menulis berbagai genre tulisan, mulai dari novel yang mengisahkan perjalanan kisah ku, cerpen yang penuh makna, hingga artikel blog tentang traveling yang ku tulis di blog ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebangkitan Seni Tradisional di Era Digital

4 Februari 2025   18:50 Diperbarui: 5 Februari 2025   17:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni Budaya Indonesia

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, seni tradisional Indonesia menemukan ruang baru untuk bertahan dan berkembang. Para seniman tradisional kini semakin aktif memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempertahankan serta mempromosikan warisan budaya bangsa ke dunia.

Media Sosial sebagai Panggung Baru Seniman Tradisional

Dulu, seni tradisional sering kali hanya bisa dinikmati di panggung-panggung pertunjukan atau acara budaya tertentu. Namun, dengan hadirnya media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, seniman kini memiliki akses langsung ke audiens yang lebih luas. Salah satu contoh sukses adalah para dalang wayang yang kini menyiarkan pertunjukan mereka secara langsung di YouTube, menarik perhatian tidak hanya dari masyarakat lokal, tetapi juga dari penikmat seni internasional.

Seniman tari tradisional juga mulai beradaptasi dengan platform digital. Banyak komunitas tari yang membagikan tutorial tarian daerah di TikTok, membuat generasi muda lebih mudah belajar dan mengapresiasi seni tradisional. Beberapa kelompok musik gamelan bahkan merilis aransemen kontemporer dari lagu-lagu tradisional dan membagikannya melalui Spotify dan Apple Music.

Peran Platform Digital dalam Melestarikan Budaya

Platform digital memainkan peran penting dalam memfasilitasi eksistensi seni tradisional di era modern. YouTube dan Instagram, misalnya, memungkinkan seniman untuk mendokumentasikan dan membagikan karya mereka ke seluruh dunia. Selain itu, platform seperti Patreon dan KaryaKarsa juga memberi peluang bagi seniman untuk mendapatkan dukungan finansial dari penggemar mereka.

Tak hanya itu, pemerintah dan komunitas budaya juga turut serta dalam upaya digitalisasi ini. Program seperti "Indonesia Kreatif" dan "Rumah Budaya Nusantara" bekerja sama dengan platform digital untuk meningkatkan visibilitas seni tradisional dan mendukung seniman dalam menciptakan konten berkualitas.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski menawarkan banyak peluang, transformasi digital seni tradisional juga menghadapi tantangan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman teknologi di kalangan seniman tradisional. Banyak dari mereka yang masih kesulitan dalam mengelola akun media sosial atau memahami algoritma platform digital.

Namun, dengan semakin banyaknya pelatihan digital bagi seniman dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan seni tradisional di era digital tampak cerah. Dengan memanfaatkan teknologi secara tepat, warisan budaya Indonesia dapat terus hidup dan berkembang, menjangkau generasi baru tanpa kehilangan akar tradisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun