Mohon tunggu...
Afif Yuliansyah
Afif Yuliansyah Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Afif Yuliansyah, kelahiran 31 Maret 1996, telah menemukan passion-ku dalam dunia menulis selama 2 tahun terakhir. Mengawali suka menulis baru 2 tahun terakhir. Menulis berbagai genre tulisan, mulai dari novel yang mengisahkan perjalanan kisah ku, cerpen yang penuh makna, hingga artikel blog tentang traveling yang ku tulis di blog ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Festival Tabot: Warisan Budaya Bengkulu

21 Januari 2025   20:04 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:04 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tabot ( sumber: Liputan.com )

Sebuah acara tahunan di Bengkulu, Indonesia, Festival Tabot adalah perayaan yang semarak dan ikonik untuk menghormati Tahun Baru Islam. Kaya akan sejarah dan tradisi, festival warisan budaya ini menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menyaksikan ritual dan upacara uniknya. Di sini, kami menelusuri asal usul, makna, dan daya tarik kontemporer Festival Tabot, menyoroti pentingnya Festival Tabot bagi masyarakat Bengkulu dan perannya sebagai daya tarik wisata budaya. 

Asal Usul Festival Tabot

Festival Tabot dimulai pada tahun 1685, ketika Syekh Burhanuddin, yang dikenal sebagai Imam Senghoro, memperkenalkan tradisi tersebut ke Bengkulu. Imam Senghoro yang menikah dengan perempuan setempat dan menetap di daerah tersebut dianggap sebagai pembela Islam di Bengkulu.

(gambar hanyalah ilustrasi)
(gambar hanyalah ilustrasi)

Festival ini memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Karbala.

 
Sembilan Tahapan Festival Tabot
Festival ini ditandai dengan serangkaian ritual dan prosesi rumit selama sepuluh hari, dari tanggal 1 hingga 10 bulan Islam Muharram. Setiap bagian memiliki makna budaya dan agama:

1. Menggambik Tanah (Mengambil Bumi): Festival diawali dengan pengumpulan tanah suci dari suatu lokasi tertentu, melambangkan terciptanya kehidupan.

Prosesi adat Mengambil tanah ( sumber: Okezone )
Prosesi adat Mengambil tanah ( sumber: Okezone )

2. Duduk Penja (Mencuci Tangan): Peserta membersihkan representasi tangan logam simbolis yang disebut "penjas" untuk menyucikan diri.

Prosesi Duduk Penja (Mencuci Tangan) (sumber foto: RRI)
Prosesi Duduk Penja (Mencuci Tangan) (sumber foto: RRI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun