Sebuah acara tahunan di Bengkulu, Indonesia, Festival Tabot adalah perayaan yang semarak dan ikonik untuk menghormati Tahun Baru Islam. Kaya akan sejarah dan tradisi, festival warisan budaya ini menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menyaksikan ritual dan upacara uniknya. Di sini, kami menelusuri asal usul, makna, dan daya tarik kontemporer Festival Tabot, menyoroti pentingnya Festival Tabot bagi masyarakat Bengkulu dan perannya sebagai daya tarik wisata budaya.Â
Asal Usul Festival Tabot
Festival Tabot dimulai pada tahun 1685, ketika Syekh Burhanuddin, yang dikenal sebagai Imam Senghoro, memperkenalkan tradisi tersebut ke Bengkulu. Imam Senghoro yang menikah dengan perempuan setempat dan menetap di daerah tersebut dianggap sebagai pembela Islam di Bengkulu.
Festival ini memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Karbala.
Â
Sembilan Tahapan Festival Tabot
Festival ini ditandai dengan serangkaian ritual dan prosesi rumit selama sepuluh hari, dari tanggal 1 hingga 10 bulan Islam Muharram. Setiap bagian memiliki makna budaya dan agama:
1. Menggambik Tanah (Mengambil Bumi): Festival diawali dengan pengumpulan tanah suci dari suatu lokasi tertentu, melambangkan terciptanya kehidupan.
2. Duduk Penja (Mencuci Tangan): Peserta membersihkan representasi tangan logam simbolis yang disebut "penjas" untuk menyucikan diri.