Mohon tunggu...
Afifudin Dimas Alhafiz
Afifudin Dimas Alhafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membantu orang dalam menyelesaikan masalah dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Saya suka mendengarkan cerita orang dan memberikan saran yang positif serta membantu mereka melalui berbagai tantangan yang mereka hadapi. Saya juga senang belajar hal-hal baru dan terus berkembang. Kesabaran dan empati adalah dua hal yang saya anggap penting dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya percaya bahwa dengan memberikan dukungan dan inspirasi kepada orang-orang di sekitar saya, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan membangun hubungan yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Siswa Tidak Sempat Membaca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

13 Juni 2024   16:20 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seharusnya, guru dan siswa adalah orang yang paling akrab dengan buku. Sebab, gambaran utama pendidikan ya buku. Kalau kita mengetik kata kunci "pendidikan" di Google, saya yakin sebagian besar gambar yang muncul adalah buku. Buku adalah roh utama pendidikan. Tempat pengetahuan bersemayam menunggu dipelajari otak-otak brilian para siswa.

Tapi nahas, guru dan siswa dalam pendidikan kita justru menampilkan kondisi sebaliknya. Guru dan siswa di Indonesia justru menjadi kalangan yang paling asing dengan buku.

Mungkin banyak yang berpikir bahwa jadi guru pasti seru. Sebab, selain bisa mengajar, guru tetap bisa menambah wawasan belajar dengan banyak membaca buku.

Sayangnya, hal tersebut hanya menjadi angan belaka. Lingkungan kerja sebagai guru tidak cukup menjadi ruang untuk menuntut atau mengarahkan guru pada ekosistem budaya membaca. Kenyataannya, justru mengarah pada lingkungan yang gila administrasi. Segala sesuatu harus didokumentasikan secara administratif.

Kalau gurunya saja nggak sempat baca buku, apalagi siswanya. Barangkali, kesibukan guru memang lebih padat daripada siswa. Kalau guru yang asumsinya punya kesadaran belajar dan berpengetahuan tinggi saja merasa nggak sempat baca buku, gimana dengan siswa?

Para siswa SMA belajar 16-18 mata pelajaran dalam seminggu. Sudah sekolahnya sampai jam 3 sore, masih dibebani tugas rumah pula. Jelas habis sudah energi untuk sekadar membuka halaman pertama buku bacaan. Kandas sudah literasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun