Mohon tunggu...
Afif Naufal
Afif Naufal Mohon Tunggu... Penulis - Afif

Hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme Sejati

31 Juli 2018   20:54 Diperbarui: 31 Juli 2018   21:09 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pembahasan tentang "nasionalisme" kembali digemborkan disaat situasi panas perpolitikan yang saat ini begitu mencekam. Istilah nasionalisme hadir dalam khotbah di pemerintahan, agama, bahkan di jalan raya sekalipun. Nasionalisme saat ini dijadikan istilah untuk memperlanggeng kekuasaan, merasa paling cinta tanah air, dan bahkan merasa paling nasionalis diantara orang-orang yang tidak sesuai dengannya. 

Lalu, apakah nasionalisme itu hadir disaat kita bersikap kooperatif kepada pemerintah? atau nasionalisme itu hadir disaat simbol negara kita dilecehkan oleh orang lain? atau nasionalisme hanya suatu istilah untuk mengkotak-kotakkan suatu kelompok? Jadi, apakah nasionalisme hanya sebatas itu saja?

Kalau nasionalisme hanya sebatas itu saja, sungguh sangat miris apabila hanya itu yang kita tanamkan. Saya sendiri tidak akan mau menjadi seorang nasionalis, jika nasionalisme itu ditumbuhkan hanya untuk kepentingan individu ataupun kelompok untuk memperkeruh suatu konflik. Jika saya menjadi seorang yang bersikap non-kooperatif terhadap pemerintah, bukan berarti saya membenci negara ataupun bangsa ini. 

Saya bersikap seperti itu sebab saya mempunyai kebenaran dan pendapat yang berbeda dengan tubuh pemerintah itu. Ketika saya mengatasnamakan dan membela "rakyat" untuk melawan pemerintah, mengapa saya dianggap tidak nasionalis karena tindakan yang saya lakukan itu? Mengapa saya dianggap sebagai anti pemerintah atau anti negara? Lagi dan lagi dengan suatu istilah yang tidak ditafsirkan begitu dalam, pada akhirnya hanya menjadikan kita terbelenggu oleh suatu istilah ataupun kata.

Jika orang-orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai seorang nasionalis sejati, ia tidak akan merugikan rakyat. Karena rakyat adalah bagian dari negara tersebut. Ia akan menjadi seorang yang selalu memberi kebenaran untuk orang banyak. Jika orang-orang yang mengatasnamakan sebagai seorang nasionalis, ia akan membuat sistem yang menguntungkan orang banyak. Bahkan bila ia menjadi seorang nasionalis sejati, ia akan menerima perbedaan pendapat yang terjadi di dalam tubuh negara. Jika ia seorang nasionalis sejati, ia akan membela rakyat-rakyat kelaparan yang ada disekitarnya.

Istilah nasionalisme yang begitu digemborkan saat ini, semoga tidak menjadi istilah atau ideologi yang mengarah pada ketidakbenaran. Karena saya percaya, bahwa segala ilmu atau pemikiran itu hadir untuk suatu kebenenaran untuk orang-orang banyak. Segala istilah yang memiliki maksud baik ketika tidak berjalan sesuai dengan maksudnya, yang kita salahkan bukan istilahnya, tetapi orang-orang yang memakai istilah tersebut untuk suatu kebajikan. Semoga kita semua menjadi lebih baik dalam kehidupan yang fana ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun