Pribadi muslim itu memiliki sifat shalih (baik). Baik akhlak dan ucapannya. Akhlak dengan Allah Swt taat beribadah, taqwa menjauhi larangan dan menjalankan perintahNya. Memiliki ucapan yang baik tidak melukai orang lain, sekaligus indah tutur katanya.
Menjadi baik seperti hal tersebut memang menjadi dambaan banyak orang. Orang banyak yang menyukai dari sikap baik karena manusia fitrahnya memiliki sifat yang bersih, suci dan baik. Kemudian hati  manusia mengalami gangguan-gangguan dari luar hingga menajadi karakter yang berprestasi.
Mari kita lihat kehidupan Rasulallah Saw sebelum dilantik menjadi utusan Allah Swt. beliau dalam berbagai buku sirah disebutkan bahwa sebelum menjadi nabi sudah mendapat gelar Al-Amin yang diberi oleh masyarakat arab. Gelar ini diberi karena Rasulallah memiliki sifat amanah dapat dipercaya, baik hati sehingga masyarakat saat itu sangat percaya dan menyukai Rasulallah.
Namun demikian, setelah diangkat menjadi utusan Allah Swt dan menyampaikan kebaikan, Muhammad tidak lagi disukai oleh masyarakat bahkan hingga dimusuhi. Bukan karena sikap Muhammad yang tidak baik atau tidak terpercaya lagi namun para umat saat itu menolak diajak kebaikan.
Maka dari itu, menjadi muslim yang shalih itu mudah tetapi menjadi muslim yang muslih itu lebih sulit. Konsekuensinya harus menanggung beban mental dan iman yang akan diuji. Akan ada banyak musuh yang akan dihadapi. Hal itu karena muslih itu menyeru kebaikan dan tidak semua orang suka dengan diajak kebaikan.
Dalam lingkup sekolah seorang yang muslih kita mengenal dengan guru. Guru adalah profesi yang memberikan pendidikan karakter, menularkan akhlak yang baik kepada sang murid. Mencontohkan perilaku yang baik kepada murid, sehingga murid bisa mencontoh teladan guru. Maka dari itu, guru merupakan sosok muslih yang bisa ditemukan di sekolah.
Namun demikian, menjadi guru yang muslih terkadang juga tidak selalu disukai murid. Terkadang bisa dijumpai seorang guru yang mengajak kepada kebaikan, menasehati tentang kedisiplinan dianggap sebagai guru yang galak, ribet atau cerewet. Murid-murid yang terbilang susah diatur akan menjaga jarak agak tidak bertemu guru semacam ini.
Selain itu, apabila guru tidak Lelah menasehati dan menegur, lama-kelamaan siswa sudah mengenal atau menghafal karakter guru ini. siswa akan mengecap guru penyeru kebaikan ini sebagai seorang guru yang harus dihormati. Terkadang ketika guru belum berucap siswa sudah merasa harus membenahi diri, taku bila nanti kena marah atau teguran.
Guru penyeru atau muslih ini sangatlah penting adanya. Perlu adanya guru ini untuk menunjang berbagai aspek di sekolah terutama bidang akhlak. Guru yang muslih, suka mengajak kebenaran mampu menunjang akhlak siswa disekolah. Siswa diatur dengan berbagai aturan yang mengarahkan siswa, sehingga siswa menjadi tertib.
Bukan hanya demikian, seorang guru yang muslih merupakan cerminan sikap kepedulian yang tinggi seorang guru terhadap murid maupun pendidikan. guru seperti inilah yang mampu membuat perubahan pada pendidikan Indonesia. Bukan hanya sekadar menjalankan tugas mengajar dalam kelas tetapi juga menuturkan nasehat di kelas atau di luar kelas dan dimanapun.
Guru muslih layaknya tata tertib yang berjalan. Ia tak hanya berupa tulisan yang bisa dilanggar sembarrangan tetapi guru muslih juga menertibkan lewat tuturan. Menasehati bila ada kesalahan. Mengoreksi bila ada kekuliruan.