Apa itu riset? riset jika dikaji dari segi tata bahasa merupakan serapan bahasa inggris yaitu "Research" atau dapat di artikan Re-Search (Re= Mengulangi/Mengkaji) dan (Search= Mencari). Sehingga Research sendiri merupakan sebuah aktifitas pencarian ulang. Namun apa yang sebenarnya peneliti "cari" dari sebuah Re-search?
Menurut Neuman dalam bukunya yang berjudul "Social Research Method Qualitative and Quantitative approach". Riset sendiri merupakan sebuah proses pencarian kebenaran atas sebuah fenomena yang ditemui di lapangan. Faktanya di dalam kehidupan sering kali kita menemui adanya fenomena sosial yang di justifikasi oleh seorang tokoh terkenal, ataupun disimpulkan atas hasil analisis asumsi pribadi yang tidak terukur, dan sangat dipertanyakan kebenarannya. Dari dasar inilah peneliti melakukan riset untuk mengkaji fenomena yang terjadi di dalam lingkungan sosial secara terukur serta dapat di buktikan secara Ilmiah.
Pertayaan selanjutnya bagaimana cara seorang peneliti mengkaji sebuah fenomena sosial yang dapat teruji secara ilmiah? Fenomena sosial sendiri sangat beragam bahkan bersifat abstrak, sehingga perlu adanya sudut pandang sebagai pedoman seorang peneliti melihat, dan mengkaji sebuah fenomena sosial. Di sinilah letak pentingnya sebuah teori yang akan menjawab fenomena sosial tersebut.Â
Banyak peneliti khususnya mahasiswa, baik S1 maupun S2 kesulitan untuk mencari dimana fenomena sosial yang akan diteliti tersebut, hal ini sering disebut "Rumusan Masalah" atau "Gap Penelitian", mungkin lain waktu akan saya bahas pada unggahan tulisan lain untuk bisa memahami apa itu rumusan masalah. Kembali lagi ke dalam pembahasan, menurut sebuah artikel, teori merupakan kacamata atau sudut pandang dimana berperan sebagai kesepakatan umum yang dapat menjelaskan fenomena sosial dan digunakan peneliti dalam memandang sebuah permasalah agar dapat dibuktikan secara ilmiah. Contoh sederhananya, seorang anak cenderung mengikuti dan meniru baik perkataan maupun perilaku yang dilakukan orang tuanya, sebagai wujud interaksi sosial paling dekat dengan anak tersebut. Seperti dijelaskan juga pada peribahasa "buah tak jatuh jauh dari pohonnya". Fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan Social Learning Theory Bandura (1977) dimana teori ini mengatakan seseorang akan menginternalisasi perilaku orang terdekatnya yang ditemui setiap hari dan kemudian akan menjadi sebuah perilaku. Sehingga membuat Fenomena tersebut menjadi dapat dipahami secara umum dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
Lalu bagaimana peneliti dapat mengkaitkan teori tersebut ke dalam sebuah permasalahan sosial yang ditemuinya dilapangan? dalam riset kita mengenal metode penelitian atau lumrahnya terletak pada Bab 3. Dalam metode penelitian terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif dan kualitatif. Secara umum Kuantitatif merupakan metode yang berkaitan dengan angka, dan kualitatif merupakan penjabaran secara diskriptif. Namun lebih mudahnya Kuantitatif merupakan pendekatan dimana posisi peneliti berada di luar fenomena, sehingga data yang diperoleh lebih general karena menggunakan jumlah sampel yang relatif besar, dan kualitatif dimana seorang peneliti berada di dalam fenomena sehingga data yang di peroleh lebih dalam dan spesifik karena menggunakan partisipan yang relatif sedikit namun dengan penjelasan yang lebih mendalam. Kedua pendekatan tersebut memiliki keunikan masing masing yang tidak bisa di bandingkan mana yang lebih unggul. Â
mungkin sekian dulu tulisan mengenai apa itu riset khususnya pada ilmu sosial, nanti pada kesempatan lain akan saya bahas lebih mendalam terkait riset-riset sosial dengan berbagai macam metode dan teorinya.. semoga bermanfaat..
Source:
Bandura, A. (1977). Social learning theory. Prentice Hall.
Neuman, W. L. (2014). Social research methods: qualitative and quantitative approaches (7th ed.). Pearson.
Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2016). Research Methods for Business Students (7th ed.). Pearson. www.pearson.com/uk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H