Himpunan mahasiswa Islam atau HmI adalah organisasi mahasiswa islam pertama di Indonesia. Tepat pada 14 Rabi'ul Awwal 1442 Hijriyyah atau bertepatan pada tanggal 31 oktober 2020, HmI sudah mencapai usia 76 tahun, dalam usianya ini para kader terbaik HmI mengisi peran sesuai kapasitas yang mereka miliki untuk kemajuan bangsa dan agama. Sumbangsih kader HmI tak bisa kiranya kita pungkiri, eloklah kita kembali pada sejarah saat awal berdirinya HmI.
HmI bukan sekadar Himpunan mahasiswa Islam tetapi merupakan juga representasi daripada Harapan Masyarakat Indonesia. HmI turut andil dalam perannya mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia dikala agresi militer ke 2 Belanda di lancarkan.
Tak selesai daripada itu HmI juga mengambil peran dalam memperjuangkan ideologi Pancasila dari rongrongan Ideologi Komunis yang dibawa oleh PKI. Manis pahitnya perjalanan kemerdekaan Indonesia sudah dirasakan oleh HmI, sehingga tidak heran kiprah kader HmI saat ini masih pula kita rasakan.
Tak hanya mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia, HmI juga menyumbangkan kader terbaiknya yaitu kanda Nurcholis Majid atau lebih dikenal Cak Nur dalam bidang pembaharuan agama Islam.
Cak Nur sendiri memberikan sumbangsih begitu besar terkait hal ini, dengan konsep dan gagasannya terkait Pluralisme atau keberagaman dalam beragama dan berkeyakinan, dan keyakinan Menurut Cak Nur adalah hak primordial setiap manusia dan keyakinan meyakini keberadaan Tuhan adalah keyakinan yang mendasar.
Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih.
Lebih dari itu Cak Nur juga memberikan sumbangsihnya tatkala Indonesia di masa krisis pada tahun 1998, Cak Nur menjadi penasehat presiden Soeharto dikala itu dan nasehat dari Cak Nur dijalankan oleh Soeharto dengan kemundurannya dari kursi kepresidenan.
Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, banyak pula kader HmI yang mengikuti jejak Cak Nur dalam bidang pembaharuan agama, Alm. KH. Hasyim Muzadi dengan membawa gagasan Islam Nusantaranya, Kh. Yahya Chalil Tsaquf dengan membawa kembali gagasan Pluralisme dan masih banyak lainnya sumbangsih kader HmI dalam bidang agama.
Dalam bidang hukum di Indonesia, kita mengenal nama Prof. Mahfud MD dengan gelarnya "Raja Hukum" dan pernah menjabat sebagai ketua MK, Prof. Yusril Ihza Mahendra adalah seorang pengacara, pakar hukum tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia.
Ia pernah menjabat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Sekretaris Negara Indonesia. Terlepas itu terdapat nama Dr. Hamdan Zoelva, ia juga pernah menjabat sebagai ketua MK ke-4 pada periode 2013-2015.
Jejak para alumni kader HmI haruslah menjadi pelajaran bagi kita, bagaimana hebatnya intelektual yang mereka miliki. Intelektual yang mereka dapatkan melalui proses akademisi yang panjang tak sebatas sehari dua hari tapi bertahan-tahun lamanya.