Indonesia merupakan negara agraria yang memiliki luas lahan kurang lebih 40 juta Ha yang digunakan untuk sektor pertanian secara aktip, pertanian atau pangan merupakan sebuah bagian dari kehidupan manusia yang tak bisa kita pisahkan karena merupakan sumber tenaga dan juga sebagai bahan baku olahan lainnya. Tidak heran pola konsumsi rakyat akan pangan sangat tinggi , akan tetapi kita ketahui bahwa semenjak terjadinya revolusi hijou dimana para petani mulai menggunakan pupuk kimi secara besar besaran pada proses taninya dengan harapan bahwa hasil tani lebih banyak.
penomena itu membuat indonesia pernah manjadi negara penghasil pangan tertinggi di dunia karena swadaya pangan sudah sangat cukup bahkan sampai menjadi lumbung pangan dunia. Dikutip dari buku otobiografi 'Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya', Soeharto mengungkapkan bahwa petani Indonesia memberikan bantuan secara gotong-royong dan sukarela sebesar 100.000 ton gabah untuk petani miskin dunia. Sunguh hal yang sangat luar biasa dengan adanya revolusi hijou  bisa berdampak sebesar ini pada kancah dunia.
akan tetapi ada sisi buruk dari penggunaan pupuk kimia secara terus menerus menyebabkan banyak permasalhan baru yang timbul pada sektor pertanian yaitu tanah tidak bisa lagi mengeluarkan unsur humusnya karena terikat oleh zat zat kimia.
Selain itu dampak umumnya adalah ketergantungan pada penggunaan pupuk kmia membuat harga pupuk terus terusan naik bahkan sulit untuk di dapatkan oleh petani. dan yang sangat menghawatirkan dari penggunaan pupuk kimi ini adalah bisa berdampak pada kesehatan manusia, karena bukan hanya pupuk kimia saja yang digunakan petani tetapi pestisida kimia juga menjadi andalan bagi petani dalam membunuh dan mengahalau hama penyakit yang menyerang tumbuhan.Â
pengunaan pupuk dan juga pestisida secara terus menerus akan mebuat tanaman menjadi sebuah tempat baru bagi berbagai unsur hara yang berbahaya seperti dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun (residu)  pestisida  yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan.
Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Â Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
pada saat ini mulai banyak orang yang menyadari akan hal ini sehingga melakukan sebuah gerakan yang dinamai " kembalikan jati diri tanaman lewat petanian organik" petani dan juga masyrakat yang memahami akan pentingnya pertanian secara sehat dengan tanpa menggunakan pupuk kimia dan juga pestisida sistesis menjadikan sebuah kebudayaan lama yang mulai kembali dilakukan oleh kebanyakan petani, memang tidak mudah untuk mengembalikan kekuatan tanah seperti semula kurang lebih membutuhkan waktu 3-5 tahun dalam pengelolaan lahan konvensional yang sudah rusak.
untuk saat ini petani organik mulai banyak bermunculan seperti pada pangan padi, holtikultura dan juga buah buahan. pelatihan pelatihan mulai bermunculan dari kalangan masyarakarat maupun pemerintahan dengan harapan penggunaan dan juga kebutuhan akan pupuk dan pestisida kimia dapat berkurang, benyak sekali keuntungan yang kita dapat jika menerapkan pertanian secara organik yaituÂ
1. Hasil Panen Sehat
    Tanpa penggunaan pupuk kimia dan juga pestisida sistesis dapat membuat hasil tani lebih sehat dan berkualitas tinggi, kandungan proteuin, kalsium dan juga zat zat baik yang ada pada tanaman dapat terjaga dengan baik. berbeda dengan pengunaan pupuk kimia dan pestisida sintesis dapat menyebabkan kandungan zat didalam hasil panen berkurang bahkan tercampur racun yang di dapatkan dari penggunaan zat kimia tersebut.
2.Harga Jual Tinggi