Mohon tunggu...
Afif Eka
Afif Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Menyelami Kegelapan: Bagaimana Masalah Kesehatan Mental Dapat Menyebabkan Bunuh Diri?"

10 Oktober 2024   20:00 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus bunuh diri di kalangan remaja telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan, terutama di Indonesia. Fenomena ini sering kali dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, yang dipicu oleh berbagai tekanan sosial dan akademik. Dikutip dari JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam periode 11 tahun terakhir (2012-2023), Indonesia mencatat 2.112 kasus bunuh diri. Dari jumlah tersebut, 985 kasus (46,63 persen) melibatkan remaja.

Secara global, data WHO yang dirilis pada 2019 menunjukkan bahwa bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar keempat di kalangan remaja berusia 15-29 tahun. Sebuah survei mendalam yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada 2022 menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. Dari sampel yang diambil dalam 12 bulan terakhir, 1,4 persen remaja melaporkan memiliki ide bunuh diri, 0,5 persen telah merencanakan bunuh diri, dan 0,2 persen telah mencoba melakukannya.

Jika kita tinjau lebih lanjut, kasus bunuh diri ini bukan tanpa alasan, seringkali fenomena ini berkaitan erat dengan masalah Kesehatan mental. Oleh karena itu kita harus tau apa penyebab dari Kesehatan mental itu sendiri:

  • Tekanan Akademik dan Sosial : Remaja sering menghadapi tekanan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, memenuhi ekspektasi keluarga, dan beradaptasi dengan lingkungan sosial baru. Data menunjukkan bahwa pada periode awal 2024, terdapat 431 kasus bunuh diri di kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia, dengan tekanan akademik sebagai salah satu penyebab utam. Tuntutan untuk lulus tepat waktu dan mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus menambah beban psikologis yang dialami oleh remaja.
  • Masalah Pribadi dan Sosial : Tekanan dari teman sebaya, dan ekspektasi keluarga dapat menyebabkan stres yang berlebihan. Remaja sering merasa terisolasi dan tidak memiliki tempat untuk berbagi perasaan mereka. Sehingga mereka cenderung lebih memilih solusi jangka pendek yaitu dengan bunuh diri.
  • Masalah keuangan : Kenaikan biaya hidup yang signifikan dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, biaya hidup di Indonesia meningkat drastis, dan banyak masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, ditambah dengan adanya pemikiran untuk selalu menyesuaikan trend. Hal ini dapat meningkatkan stres dan kecemasan, serta memperburuk kondisi kesehatan mental.

Ada beberapa cara untuk mencegah atau mengatasi kasus kesehatan mental :

  • Peningkatakan Pelayanan Kesehatan Mental : Layanan Konseling, Institusi pendidikan harus menyediakan layanan konseling yang mudah diakses, termasuk konseling daring yang ramah bagi anak muda. Konselor harus terlatih untuk menangani masalah kesehatan mental dan memberikan dukungan yang tepat. Selain itu, mengintegrasikan layanan kesehatan mental ke dalam layanan kesehatan primer dapat memudahkan akses bagi mahasiswa dan remaja yang membutuhkan bantuan
  • Dukungan dari Lingkungan Sekitar  : Peran dari keluarga, dan teman sangatlah penting. Orang-orang terdekat harus siap mendengarkan keluhan dan masalah yang dihadapi remaja, meski tidak langsung memberikan solusi setidaknya mereka tidak merasa sendiri.
  • Pencegahan Melalui Aktivitas Positif : Mengajak remaja untuk Mengajak remaja untuk berpartisipasi dalam aktivitas positif, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman, atau mengejar hobi, dapat membantu mengurangi gejala depresi dan meningkatkan suasana hati.

Gangguan kesehatan mental ini dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari, termasuk kemampuan untuk bekerja, belajar, dan berinteraksi sosial. Kita juga dapat melihat gejala umum dari Kesehatan mental seperti perubahan suasana hati, kecemasan berlebihan, kesedihan berkepanjangan, serta perilaku menyakiti diri sendiri. Jika kita melihat atau mengalami  salah satu dari ciri ciri gangguan tersebut sebaiknya segera ditangani seperti mengunjungi layanan konsultasi, supaya tidak menimbulkan dampak yang sangat fatal seperti bunuh diri.

Referensi :

Alexander, H. B. (2023, 12 17). Retrieved from Kompas.com: https://lestari.kompas.com/read/2023/12/17/162703186/ada-985-kasus-bunuh-diri-remaja-kesehatan-mental-penyebab-utama?page=all

Azmul Fuady Idham, M. A. (2019). Ide dan Upaya Bunuh Diri pada Mahasiswa. Psikologi Ilmiah UNNES, 182.

Jumbadi, S. P. (2024, 09 16). Retrieved from detikJogja: https://www.detik.com/jogja/berita/d-7493836/heboh-kasus-bunuh-diri-mahasiswa-psikolog-singgung-tuntutan-jadi-sempurna

Khanna, V. H. (2024, 09 26). Retrieved from Saveourborneo: https://saveourborneo.org/en/mahasiswa-dalam-tempurung-kesehatan-mental-dan-bunuh-diri/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun