Mohon tunggu...
Afifatun Nisa
Afifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Seorang santri biasa yang menyukai buku, karya sastra, sejarah, seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Santri Sejak Dini: Kiat Mencetak Pribadi Tangguh

26 November 2021   10:01 Diperbarui: 26 November 2021   14:27 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Santri adalah murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat," merupakan salah satu definisi santri yang disampaikan oleh KH Ahmad Musthofa Bisri melalui akun media sosialnya. 

Menghadapi tantangan zaman yang semakin maju, pembentukan kepribadian khususnya santri harus dimulai sejak usia dini. Pembentukan kepribadian yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an ini dapat ditempuh dengan menjadikan anak-anak sebagai santri dari sebuah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). 

Secara umum, kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan kualitas perilaku yang menjadi ciri khas individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jadi, secara tidak langsung kepribadian seorang santri bersumber dari lingkungan yang akan amat berpengaruh terhadap akhlak, budi pekerti, etika, maupun mental santri. 

Abu Usaid menjelaskan bahwa kepribadian manusia terbentuk dari pola pikir ( 'aqliyah) dan pola jiwa (nafsiyah). Maksud dari pola pikir disini adalah kepribadian seorang anak dipengaruhi oleh proses panjang riwayat hidupnya, misalnya anak yang dididik dengan nilai-nilai keislaman akan terbiasa menjalankan ibadah serta patuh terhadap kewajiban agama Islam. Sedangkan pola jiwa yang dimaksud yaitu berkaitan dengan bagaimana santri mengaitkan dorongan kebutuhan dengan apa yang dipahami pada dirinya sehingga melahirkan sebuah kecenderungan dalam mengambil tindakan. 

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) merupakan salah satu lembaga pendidikan non-formal yang memberikan pengajaran mendasar tentang Al-Qur'an, seperti baca tulis Al-Qur'an serta menjadi pilar terbentuknya kepribadian yang baik pada anak. Dalam praktiknya, pendidikan nilai-nilai etika yang sesuai ajaran Al-Qur'an (akhlak Qur'ani) amat sangat perlu diperhatikan. 

Di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Nurul Iman yang terletak di Dusun Ngleban Desa Klewor Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali, penanaman nilai-nilai akhlak Qur'ani dilakukan dengan media bercerita yang diambil dari kisah-kisah dalam Al-Qur'an serta kisah-kisah orang terdahulu. Selain itu, para ustadz dan ustadzah juga menanamkan nilai-nilai etika Qur'ani dengan membiasakan hidup dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Taman Pendidikan Al-Qur'an Nurul Iman Ngleban dengan kondisi sosial geografisnya, mencoba membentuk kepribadian santri berdasarkan pilar keikhlasan, kemandirian, serta kesederhanaan sehingga mencetak santri-santri yang ada menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi kehidupan yang akan datang sesuai dengan akhlak Qur'ani. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun