Pendidikan akhlak menjadi pondasi utama dalam membentuk kepribadian dan karakter seorang anak. Mengajarkan nilai-nilai akhlak yang luhur sejak usia dini sangatlah penting, sebab usia dini merupakan fase emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada tahap ini, anak layaknya sebuah kanvas putih yang siap untuk diwarnai nilai-nilai positif.
Dalam ajaran Islam, akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam diutus ke dunia ini tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah yang berbunyi:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.”
Sebagaimana juga difirmankan dalam Al-Qur'an, bahwa Nabi Muhammad merupakan sebaik-baik teladan Akhlak
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: "Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4).
Oleh karena itu, menanamkan akhlak yang baik pada anak sejak dini merupakan kewajiban bagi setiap orang tua Muslim.
Masa usia dini, terutama di bawah usia 6 tahun, merupakan periode emas (golden age) dalam tumbuh kembang anak. Pada masa ini, perkembangan otak anak mengalami lompatan yang sangat signifikan. Berbagai kemampuan dasar seperti kognitif, bahasa, fisik, motorik, sosial, emosional, dan moral mulai terbentuk. Oleh karena itu, stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan agar potensi anak dapat berkembang secara optimal, termasuk dalam hal pembentukan akhlak dan karakter positif.
Membangun pondasi akhlak yang kuat sejak dini merupakan investasi berharga bagi masa depan anak. Dengan akhlak yang baik, anak akan memiliki kepribadian yang tangguh, dihormati, dan dicintai oleh lingkungannya. Selain itu, anak juga akan mampu menjalin hubungan sosial yang sehat sehingga menjadi insan yang bermanfaat bagi masyarakat dan agamanya.
Peran orang tua dan lingkungan sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Keduanya memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan moral, emosional, dan perilaku anak.
Orang tua adalah lingkungan terdekat dan utama bagi seorang anak. Merekalah yang menjadi teladan pertama bagi anak dalam mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang baik. Anak-anak belajar melalui pengamatan dan peniruan terhadap apa yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Jika orang tua menunjukkan sikap dan perilaku yang positif, seperti jujur, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain, maka anak akan cenderung mengadopsi nilai-nilai tersebut. Selain menjadi teladan, orang tua juga berperan dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Mereka dapat mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita, dongeng, atau contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua juga harus konsisten dalam menerapkan disiplin dan memberikan penghargaan atau hukuman yang tepat ketika anak berperilaku baik atau buruk.