Mohon tunggu...
afifah windyaningrum
afifah windyaningrum Mohon Tunggu... -

PGMI'11.state Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang. "God's plan is always more beautiful than our desire."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Prinsip dan Kurikulum Pembelajaran PAUD

30 April 2014   03:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam pembelajaran anak usia dini terdapat beberapa prinsip dalam pelaksanaannya, prinsip tersebut menjadi patokan atau landasan dalam proses pembelajaran, diantaranya :

Pertama, anak sebagai pembelajar aktif yaitu pendidikan dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajaran yang aktif. Anak-anak akan terbiasa belajar dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan melalui berbagai aktivitas mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengemukakan sendiri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungan sekitar.

Sebagai manusia tidak dikendalikan oleh insting maupun di “cetak” oleh pengaruh lingkungan, tetapi anak adalah seorang pengkonstruk (contructivist) yaitu seorang penjelajah yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan lingkungan sesuai interpretasi/penafsiran. Sebagai contoh adalah anak membuat kerajinan tangan sesuai inspirasi mereka sendiri, anak mengarang, mengamati, menemukan lalu mendiskusikan segala kegiatan yang diberikan guru.

Kedua, anak belajar melalui sensori dan panca indera. Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, anak dapat melihat melalui bayangan yang ditangkap oleh matanya, anak dapat mendengarkan bunyi melalui telinganya, anak dapat merasakan panas dan dingin. Alam konsep ini anak mengeksploitasi semua inderanya baik penciuman, perasa, peraba, penglihatan dan pendengaran. Mengamati segala hal dengan menggunakan panca indera lalu dapat menyebutkan manfaat dari masing-masing panaca indera.

Ketiga, anak membangun pengetahuan sendiri. Sejak lahir anak diberi berbagai kemampuan. Dalam konep ini anak dibiarkan belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak lahir dan pengetahuan yang telah anak dapatkan selama hidup.

Keempat, anak berpikir melalui benda konkret. Pada kegiatan ini anak diharapkan dapat berpikir melalui media (benda-benda konkret) atau yang terdekat dengan anak secara langsung. Anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda nyata. Karena itu, sebaiknya menggunakan media yang nyata untuk memberikan pembelajaran terhadap anak.

Kelima, anak belajar dari lingkungan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan terencana untuk membentu anak mengembangkan potensi secara optimal sehingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Alam sebagai sarana pembelajaran didasarkan pada beberapa teori pembelajaran yang menjadikan alam sebagai sarana yang tak terbatas bagi anak untuk bereksploitasi dan berinteraksi dengan alam dalam membangun pengetahuannya.

Kurikulum bagi anak usia dini dikembangkan berdasarkan sejumlah pendekatan yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini. Landasan konseptual yang dipergunakan dalam kurikulum adalah berdasarkan teori perkembangan anak (child developmental theories), pendekatan berpusat pada anak (child centered approach), pendekatan kontruktivisme (contructivism approach) dan pendekatan kurikulum bermain kreatif (creative play curriculum approach).

Tujuan pengemabangan kurikulum bagi anak usia dini adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh berdasarkan berbagai dimensi perkembangan anak usia dini baik perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tahapan berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun