Dalam dunia pendidikan, istilah penilaian merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi. Dalam praktiknya penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar secara keseluruhan (system intruksional) yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya. Penilaian yang diberikan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam membantu ataupun memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri. Bagi orang tua diharapkan dapat menentukan langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai masukan dalam merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak sendiri sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri berikutnya.
Scriven mendefinisikan dua bentuk evaluasi. Pertama adalah penilaian Sumatif dan kedua Penilaian formatif. Penilaian formatif adalah upaya penilaian perkembangan ketrampilan sesuai perubahan kurikulum. Penilaian Formatif dilaksanakan secara berkelanjutan sepanjang tahun. Penilaian Sumatif sesuai dengan tujuan penilaian terhadap dampak menyeluruh kurikiulum yang sudah dikembangkan dengan cara menggunakan hasil penilaian formatif. Penialian Sumatif terjadi dan dilaksanakan pada awal dan akhir tahun pelajaran.
Agar proses penilaian formatif tercapai, strategi yang biasa dilakukan adalah memilih beberapa sasaran dan tujuan seperti, guru memilih seperangkat tujuan utama yang mewakili perkembangan psikomotor; kognitif, afektif/sikap, dan perkembangan berbahasa. Penilaian sasaran dan tujuan Program Pengembangan Ketrampilan dilaksanakan dengan menggunakan satuan tes yang dilakukan secara periodic dan juga dilaksanakan observai sistemik mengenai perilaku siswa. Perkembangan akademik siswa dinilai dengan menggunakan satuan pra dan pos-tes. Tujuan-tujuan dalam kurikulum dalam setiap bagian studi dikemukakan dalam tes yang merujuk pada criteria, untuk mengukur tingkat kinerja siswa.
Perilaku siswa yang sesuai di sekolah seperti, perhatian dan minat siswa terhadap tugas, kebiasaan-kebiasaan kerja, dan interaksi sosial dapat diukur melalui daftar cek perilaku guru dan teknik-teknik observasi. Contoh penggunaan waktu, anekdok, peristiwa-peristiwa, dan teknik-teknik rekaman interval, biasanya digunakan dalam observasi dan rekaman perilaku siswa di dalam kelas. Data hasil observasi maupun tes dialihkan dalam bentuk chart dan graphic yang menyajikan rekaman visual berkelanjutan bagi tiap kemajuan perkemabangan anak/siswa.
Pemilihan bentuk tes harus dibuat dengan pertimbangan yang sangat hati-hati agar ada kesesuaian antara isi bahan tes dengan tujuan dan sasaran progam pendidikan. Dari keseluruhan tahap tes yang dilakukan guru dapat mengajukan mengetahu hasil keseluruhan program pada setiap anak. Sangat penting mengetahui tumbuh kembang anak seperti kematangan siswa, atau peristiwa-peristiwa penting lainnya yang tejadi di luar lingkungan kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H