wayang menjadi salah satu warisan budaya dengan keragaman nya;Â ada wayang kulit, wayang golek, wayang madya, wayang cina, wayang gedhog, wayang khilitik, wayang menak, wayang beber, wayang wong, dan wayang dupara. dalam KBBI wayang di artikan sebagai boneka tiruan yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam petunjukkan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya), biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang.Â
sebelum tersebar luasnya islam di Nusantara, wayang menjadi media dakwah untuk menyeru kepada agama islam yang dibawa oleh Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said, dari situlah beliau menyebarkan islam melalui pertunjukkan-pertunjukkan wayang dengan cerita keislaman. untuk menonton pertunjukkan wayang yang di dalangi langsung oleh Raden mas Said sendiri para warga tidak perlu membayar uang pertunjukkan tapi cukup dengan menyebut kalimosodo atau kalimat syahadat yang otomatis membuat para pentonton masuk islam. lalu kapan mereka belajar islamnya (?) pada pertunjukkan wayang itulah mereka akan mengenal semua tentang islam sekaligus belajar tentang rukun islam dan rukun iman.
di zaman yang mulai modern dengan kecanggihan alat-alatnya serta berkembang nya pola pikir serta kreatifitas manusianya membuat kesenian wayang sedikit meredup dari zaman, tergantinya pertunjukkan wayang dengan pertunjukkan konser musik hingga film dengan visual yang canggih. tidak banyak dari kalangan muda yang mendalami kesenian wayang, beberapa hari yang saya melakukan voting melalui media sosial tentang seberapa banyak kalangan muda tahu tentang seni wayang, 56% hanya sekedar tahu, 22% sangat tahu tentang wayang, dan 22% tidak mengetahui sama sekali. dengan presentase tersebut kita tahu bahwa banyak dari kalangan muda yang hanya sekedar tahu dan sedikit dari mereka yang mendalami seni wayang.Â
bulan Juni lalu saya berkesempatan untuk liburan di Indonesia, di sela-sela liburan panjang saya  berkesempatan untuk menonton pertunjukkan wayang, kirab pusaka, dan seni Reyog. tidak banyak dari kalangan muda datang hanya untuk melihat kerumunan orang lalu pulang, sedangkan para oran tua rela datang lebih cepat demi mendapatkan tempat duduk terdepan bahkan beberapa yang tidak bisa hadir menonton langsung rela tidur jam 12 malam untuk menonton wayang melalui tv. selain itu museum kesenian wayang juga mulai sepi, beberapa hanya datang untuk foto prewedding dan beberapa hanya datang untuk sekedar ber swafoto.  itu menjadi salah satu tanda meredup nya kesenian wayang dari kalangan anak muda.Â
sebagai generasi muda dengan semangat dan jiwa muda nya yang masih membara sudah harus nya mulai sadar dan kembali membuka mata kita untuk lebih peduli terhadap kesenian nusantara, karena itu adalah salah satu harta peninggalan yang sangat berharga bagi kita semua. sudah bukan masanya kita abai akan peninggalan masa lampau dan membiarkan negara lain mengakui kesenian kita sebagai milik nya, padahal kita lah pemilik aslinya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H