Mohon tunggu...
Afifah Ratna Dewi
Afifah Ratna Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Education Technologist.

Pendidikan dan pekerjaan saya di bidang pendidikan membawa mimpi saya untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Bangku Sekolah ke Kursi Jabatan: Membangun Integritas Lewat Pendidikan Integritas dan Antikorupsi

16 Agustus 2024   21:51 Diperbarui: 16 Agustus 2024   21:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Alif dari website BPK Penabur

Salah satu strategi penanaman integritas dan antikorupsi yang disebarkan adalah melalui 9 Nilai Integritas yang disingkat menjadi JUMAT BERSEPEDA KK (Jujur, Adil, Mandiri, Tanggung Jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil, dan Kerja Keras). Implementasi nilai-nilai ini juga diterapkan dalam modul pendidikan antikorupsi untuk berbagai jenjang mulai dari pendidikan dini, dasar, menengah, dan perguruan tinggi. 

Jika ke-sembilan nilai ini sudah terinternalisasi sejak di bangku sekolah, maka ketika sudah dewasa nanti dan menjadi seorang pejabat, pasti tidak akan mau dan merasa malu jika ingin melakukan korupsi karena sudah memiliki karakter integritas dan antikorupsi sejak dini. Mengutip quotes dari Aristoteles, "Karakter terbentuk melalui kebiasaan", menunjukkan bahwa integritas adalah hasil dari tindakan berulang yang dilakukan setiap hari.

Membangun Integritas di Kursi Jabatan dan Penguatan Nilai-Nilai Moral dalam Masyarakat

Pendidikan antikorupsi tidak boleh berhenti di bangku sekolah. Bagi mereka yang sudah menduduki jabatan penting di pemerintahan, pendidikan integritas harus terus berlanjut melalui program pelatihan dan pengembangan profesional. Salah satu contoh program pendidikan dan pelatihan antikorupsi yang dilakukan oleh KPK adalah Penguatan Integritas dan Antikorupsi yang Berintegritas untuk Penyelenggara Negara (PAKU Integritas) yang ditujukan untuk pejabat Eselon 1 dan PRESTASI (Pelatihan Refleksi dan Aktualisasi Integritas) untuk Eselon 2. 

Pada program tersebut, para pejabat negara diajak untuk merefleksikan kembali tujuan dan sumpah sebagai pejabat negara, disajikan fakta-fakta tentang korupsi dan dampaknya bagi masyarakat, serta merasakan pengalaman mengunjungi ruang tahanan sebagai sarana merenung dan berefleksi jika ia sebagai pejabat negara tinggal di rumah tahanan tersebut.

Selain pendidikan formal, penguatan nilai-nilai moral juga harus dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan sikap jujur dan bertanggung jawab pada anak-anak mereka serta menjadi contoh dan teladan yang baik. Sementara itu, komunitas dan organisasi masyarakat dapat menjadi wadah untuk meng-kampanyekan pentingnya integritas dan memerangi korupsi di level akar rumput. Contoh pelibatan masyarakat dalam antikorupsi ini adalah melalui para Penyuluh Antikorupsi yang tersertifikasi oleh lembaga BNSP dan LSP KPK. Cara ini dinilai efektif dan efisien dengan keterlibatan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat membantu KPK dalam meneruskan perjuangan antikorupsi di masyarakat.

Pendidikan Antikorupsi: Kunci untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Foto oleh Mahandis Yoanata Thamrin dari website National Geographic.
Foto oleh Mahandis Yoanata Thamrin dari website National Geographic.

Pendidikan antikorupsi tidak hanya penting untuk menciptakan individu yang bebas dari korupsi, tetapi juga untuk membentuk pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran. Dari bangku sekolah hingga kursi jabatan, setiap warga negara harus diberi bekal yang cukup untuk melawan korupsi dan membangun Indonesia yang lebih bersih dan bermartabat.

Integritas adalah fondasi dari sebuah masyarakat yang adil dan sejahtera. Tanpa integritas, tidak akan ada kepercayaan, dan tanpa kepercayaan, tidak akan ada stabilitas. Oleh karena itu, pendidikan integritas dan antikorupsi menjadi kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Jika pendidikan integritas dan antikorupsi diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan, maka di masa depan, Indonesia bisa memiliki generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral. Generasi ini akan menjadi penjaga dan pelopor integritas, yang siap membawa perubahan positif dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Hanya dengan cara ini, kita dapat mewujudkan cita-cita Indonesia yang bebas dari korupsi dan mampu bersaing secara global dengan integritas yang tak tergoyahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun