Terlepas dari itu semua, ada beberapa kendala yang dihadapi ibu yulis sebagai pelaku usaha UMKM kerajinan anyaman tikar. Yaitu tenaga kerja atau pengrajin anyaman tikar yang tidak ada. Kemudian dalam proses pembuatan anyaman, cuaca menjadi faktor utama untuk mendapatkan kualitas produk yang terbaik. Apabila telah memasuki musim hujan, proses pembuatan anyaman tikar ini menjadi terhambat dan pengeringan pandan memakan waktu yang cukup lama.Â
Selanjutnya dalam hal pemasaran, ibu yulis sebagai pelaku usaha UMKM ingin memasarkan produknya dengan jangkauan yang lebih luas, salah satu caranya yaitu dengan memasarkan secara online, " Kendala yang paling sulit itu pemasaran mbak, Â kalau untuk kendala yang lain masih bisa diatasi " Ujar ibu Yulis saat ditemui di balai Desa Cupak Sabtu (08/10/22). Â harapan ibu yulis untuk kedepannya, dapat mengembangkan dan memasarkan produknya melalui media online agar banyak dikenal oleh masyarakat luas. Â
Hasil penelitian dan wawancara ini didapatkan dari program Matching Fund Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi yang terlaksana sejak 27 Agustus – 08 Oktober 2022
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #Kampuskompeten
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H