Mohon tunggu...
Afifah puti Risqillah
Afifah puti Risqillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sejarah Peninggalan Agama Buddha di Candi Muaro Jambi

31 Mei 2024   11:30 Diperbarui: 31 Mei 2024   11:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis oleh: 

1. Afifah Puti Risqillah (23046115)

2. Irma Dwi Anggraini (23046068)

Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian yang terletak di daerah Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Kompleks ini mencakup area yang luas, sekitar 12 km, dan merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di Indonesia serta menjadi salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara

Belum ada catatan yang pasti tahun awal berdirinya Candi Muaro Jambi ini. Namun, Keberadaan Situs Percandian Muara Jambi pertama kali diketahui dari laporan seorang pejabat Inggris S.C. Crooke pada tahun 1820 dibagikan untuk mengunjungi daerah dalam di sepanjang Sungai Batanghari. Ia mencermati bahwa di kalangan peziarah ada anggapan bahwa Muara Jambi dulunya adalah ibu kota kerajaan lama. Memiliki kesempatan untuk melihat sisa-sisa struktur balok dan pahatan batu di hutan lebat dekat kota. Pada tahun 1921 dan 1922 T. Adams membagikan catatannya di majalah Oudheidkuding Verslag. Situs Percandian Muara Jambi mulai direferensikan kembali. Data lebih lengkap setelah F.M. Schnitger memimpin perkembangan penelitian di situs ini dari tahun 1935 hingga 1936. Schnitger mencatat tujuh bangunan kuno yang disebutnya sebagai Stano, Gumpung, Tinggi, Gedong I, Gedong II, Gudang Garem, dan Bukit Perak. Meskipun kurang jelas, melalui laporannya juga dapat dilihat bahwaSchnitger menyelesaikan serangkaian penggalian pada struktur lama kecuali Astano.

Candi Muaro Jambi ini mulai dibukanya pada tahun 1978 oleh arkeologi pertama yaitu oleh Soekmono, dosen dari UGM. Di Candi Muaro Jambi banyak terdapat makara/arca. Candi Muaro Jambi merupakan candi dataran rendah yang memiliki ciri khas batu yang digunakan untuk membangun rendah terbuat dari tanah liat lempung (bata merah).

Candi Kembar Batu, berada di letak geografis dataran rendah dan dibagun pada tahun 1997. Untuk membangun bangunan di dataran rendah agar tidak terkena banjir, yaitu dengan membuat parit keliling yang berbentuk leter U. Leter U ini menunjukkan bahwa di timurnya itu dataran tinggi, itulah kenapa berbeda-beda di setiap candi bentuk paritnya. Kalau untuk dataran tinggi paritnya berupa kolam. Fungsinya adalah untuk mencegah banjir jika terjadi hujan. Candi Kembar Batu memiliki Perwara yang terletak di tengah candi. Biasanya Perwara mempunyai atap dan di setiap tiang ada lobang-lobang. Perwara digunakan untuk para guru dan untuk menghadap bangunan Setia Gara yang merupakan bangunan induk. Candi Kembar Batu ini salah satu peninggalannya yaitu Gong Cina. Lalu, Candi Kembar Batu juga mempunyai Gapura dan tidak mempunyai kelas yang berbeda dengan candi yang lainnya. Candi Kembar Batu mempunyai dua pagar. Pagar satunya yaitu pagar parit keliling dan pagar duanya terletak di depan candi dan diperkirakan candi ini mempunyai atap karena ada lobang bekas tiang di candinya. 

Candi Gumpung, memiliki pendopo, sebuah aula terbuka yang digunakan untuk kegiatan keagamaan, pertemuan, atau upacara lainnya. Pendopo ini mungkin memiliki atap bertingkat yang didukung oleh beberapa pilar penyangga. Ruang terbuka di bawah atap mungkin digunakan untuk kegiatan sosial atau keagamaan. Bangunan utama candi ini terdiri dari serangkaian tangga yang mengarah ke platform atau altar. Platform ini kemungkinan besar menjadi tempat penyimpanan arca-arca atau benda keagamaan yang sakral. 

Candi Muaro Jambi (dok. pribadi)
Candi Muaro Jambi (dok. pribadi)

Candi Koto Mahligai, memiliki bangunan utama yang terdiri dari sebuah ruang ibadah atau ruang penyimpanan benda-benda keagamaan. Bangunan ini mungkin memiliki fondasi yang kokoh dan terbuat dari batu-batu besar yang diatur secara teratur. Bentuk bangunan candi ini  berupa bangunan bertingkat dengan atap yang menjulang tinggi. Di bagian tengah ruang utama atau di area terdepan candi, terdapat altar atau platform yang berfungsi sebagai tempat meletakkan arca-arca keagamaan atau benda-benda suci lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun