Mohon tunggu...
Afifah Nuriyanti Hasnaa
Afifah Nuriyanti Hasnaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Anggap Remeh! Dehidrasi Akibat Diare Bisa Mematikan, Ini solusinya

7 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   05:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan infus pada pasien dehidrasi akibat diare (SumberAlomedika) 

Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak. Penyakit ini sering disebabkan oleh infeksi pada saluran pencernaan dan ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat. Sayangnya, banyak orang yang menganggap remeh diare, padahal salah satu penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi yang terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan.

Apa itu diare dan mengapa berbahaya?

Diare adalah kondisi dimana tubuh mengeluarkan cairan dari lambung, yang biasanya sudah dalam keadaan kosong. Cairan ini tidak hanya keluar melalui feses, tetapi juga melalui muntah dan keringat yang menyebabkan risiko dehidrasi yang tinggi. Mengingat bahwa sekitar 70% dari tubuh manusia terdiri dari cairan, maka kehilangan cairan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kematian. Diare dianggap signifikan jika frekuensinya melebihi lima kali dalam sehari. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara keluaran cairan yang menunjukkan diare dan keluaran padat yang di anggap sebagai feses. Tekstur feses juga berperan penting dalam diagnosis, membantu menentukan apakah seseorang benar-benar mengalami diare atau tidak.

Adapun tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai. Bagi bayi atau anak-anak yang tidak dapat mengeluh kondisi mereka dengan jelas, maka orang tua perlu memperhatikan frekuensi diare. Jika frekuensi buang air besar lebih dari 10 kali disertai mual dan muntah, serta tanda-tanda dehidrasi seperti kulit kering, bibir pecah-pecah, dan ubun-ubun cekung, ini adalah sinyal berbahaya.

Dehidrasi dianggap berat jika pasien mengalami kehilangan cairan lebih dari lima kali disertai mual dan muntah. Tanda-tanda dehidrasi berat meliputi:

  • Mata Cekung: Ini adalah indikator visual yang jelas dari dehidrasi.
  • Kondisi Tubuh Lemas: Kelemahan fisik yang signifikan sebagai akibat kehilangan cairan.
  • Turgor Kulit: Jika turgor kulit lebih dari tiga detik, ini menunjukkan dehidrasi yang serius.

Penurunan kesadaran juga bisa muncul akibat kekurangan cairan, dan jika tidak segera ditangani, dehidrasi berat dapat berakibat fatal. Penanganan harus dilakukan dengan cepat melalui infus cairan, namun kecepatan pemberian cairan perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung untuk menghindari komplikasi seperti sesak nafas. Dalam situasi ini, perhitungan cairan yang hilang menjadi krusial, dimana satu labu infus biasanya berisi 500 ml, dan sekitar 250 ml dari jumlah tersebut harus diisi untuk mengejar cairan yang hilang. Setelah menghitung kebutuhan cairan berdasarkan intake  dan output, penting untuk memastikan bahwa jumlah cairan yang diberikan tidak mengganggu sistem peredaran darah, karena terlalu banyak cairan dapat berbahaya.

Mengapa infus diperlukan? Karena infus merupakan metode penanganan yang sangat efektif dalam kasus dehidrasi berat akibat diare, alasanya:

  • Pemberian Cairan Cepat dan Akurat: Infus memungkinkan pemberian cairan secara langsung ke dalam aliran darah. Ini membantu mengembalikan volume cairan tubuh dengan cepat, yang sangat penting dalam situasi darurat.
  • Mendapatkan Elektrolit yang Diperlukan: Selain cairan, infus juga dapat mencakup larutan elektrolit yang diperlukan untuk menggantikan mineral yang hilang, seperti natrium dan kalium.
  • Kontrol yang Lebih Baik: Dengan infus, tenaga medis dapat mengontrol jumlah cairan yang diberikan dan menyesuaikannya dengan kondisi pasien. Ini sangat penting untuk pasien dengan riwayat penyakit tertentu agar tidak menyebabkan komplikasi.
  • Menghindari Mual dan Muntah: Infus dapat memberikan cairan secara langsung ke dalam tubuh sehingga membantu masalah pasien yang tidak dapat mempertahankan cairan yang diminum.
  • Penanganan Sementara yang Efisien: Infus memberikan solusi sementara yang efisien sampai pasien dapat mulai mengonsumsi cairan secara oral lagi. Ini membantu mencegah dehidrasi lebih lanjut.
  • Monitoring Kesehatan Pasien: Melalui infus, tenaga medis dapat lebih mudah memantau respons pasien terhadap pengobatan dan menyesuaikan terapi sesuatu kebutuhan.

Semua keuntungan ini, infus menjadi metode penanganan yang sangat penting dalam situasi dehidrasi berat akibat diare. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, risiko dehidrasi dapat diminimalkan, dan nyawa pasien terutama anak-anak dapat diselamatkan. Selalu waspada dan jaga kesehatan, serta segera cari bantuan medis jika ada tanda-tanda dehidrasi. Ingat, tindakan cepat bisa menyelamatkan nyawa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun