Mohon tunggu...
Afifah Febriswari Ismadewi
Afifah Febriswari Ismadewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Political Science at Syarif Hidayatullah Jakarta University

An undergraduate political science who interest in data analyzing.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tubruk-tubrukkan antara Banteng dan Celeng, Tanduk Siapa yang Paling Gahar?

22 Desember 2021   21:55 Diperbarui: 22 Desember 2021   21:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau, menurut Klapper dalam Mc Quail ada 6 jenis perubahan yang terjadi akibat dari kampanye di media massa yang pertama adalah; Menyebabkan konversi dan seperti yang diinginkan, yang kedua adalah menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, yang ketiga adalah hanya mampu menyebabkan perubahan kecil saja, yang keempat memperlancar perubahan yang diinginkan atau tidak diinginkan, yang kelima memperkuat apa yang ada atau stay saja tanpa perubahan dan yang terakhir adalah justru mencegah perubahan.

Sebelum membahas hasil dari kampanye tersebut mari kita lihat factor apa yang sebenarnya dapat menentukan suksesi dari kampanye yaitu; citra, kemampuan berkomunikasi melaui media, kehadiran media, pesan kampanye, kualitas kepemimpinan, kompetensi isu, kemampuan retorika, dukungan partai dan penampilan pribadi seperti; pengalaman politik atau pendidikan. Seperti yang dibahas oleh saya dalam mendeskripsikan Bambang Wuryanto yang memang dari latar belakang berpendidikan, namun, rupanya hal tersebut nampaknya kurang dapat membentuk citra. 

Untuk kemampuan retorikanya sebenarnya termasuk tipikal yang memancing isu dan mendorong konflik, untuk dukungan partai sayangnya, PDI Perjuangan ini sedang terbelah oleh konflik jadi, PDI Perjuangan tentunya tidak semua mendukungnya. 

Dari poin-poin sederhana tersebut dapat malah kita simpulkan hasil yang didapatkan adalah hasil yang tidak diinginkan. Karena semakin menggunjing lawan politik dengan bahasa-bahasa yang tidak pantas seperti itu, khalayak masyarakat umum justru bisa memberikan simpatinya kepada lawan politik, yaitu Ganjar Pranowo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun