Mohon tunggu...
afifah nasution
afifah nasution Mohon Tunggu... -

suka nulis pa ja, puisi, artikel, cerpen, refleksi (lom fokus) ato sekedar coret2 g jls. wanna be a writer, famous all over the globe (dgn tulisan b'manfaat harapny). bisa dimulai dari sini 'kali y...???

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Power of Kepepet

23 Maret 2010   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa waktu lalu, aku berkunjung ke Rumah Cahaya-nya Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut. Waktu itu, mbak Win RG, ketua FLP Sumut yang baru saja melaunching novel keduanya berjudul  ‘Biarkan Bintang Benderang’  dari trilogi novel ‘Bintang’ (sekalian promosi) meminta anggota FLP menulis cerpen yang mencakup/menceritakan tiga hal. Ketiganya adalah wanita cantik berpenampilan mewah, pria sumbing bermata indah, dan Penang. Tiga keyword itu sepertinya terinspirasi dari film My Name is Khan yang mereka bahas sebelumnya.
Saat aku tiba, mereka sedang mengerjakan tugas itu dengan khusyu’. Sesekali kulihat ada yang menatap kosong seperti mencari-cari ide dengan jemari erat menggenggam pena. Setelah beberapa waktu berlalu, mbak Win menghitung mundur. “5, 4, 3, 2, 1, selesai”, aba-aba mbak Win menghentikan laju pena mereka. Menariknya, mereka terlihat santai saja hingga angka 1 disebutkan. Jauh berbeda dengan pelaksanaan ujian yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah. Nyaris tanpa suara. Tanpa keributan. Tanpa krasak krusuk.
Lalu, satu per satu mereka diminta membacakan karya ‘dadakan’nya. Subhanallah, sungguh menakjubkan. Dalam waktu singkat, beragam kisah menarik disulap menjadi cerita yang dituturkan dengan apik. Dengan sedikit paksaan, tepatnya limited time yang diberi, mereka berhasil melahirkan karya-karya indah. Jujur aku senang dan beruntung mengenal dan telah menjadi bagian dari komunitas mereka. Alhamdulillah...
Bukan hanya aku, mereka pun kagum dengan apa yang mereka hasilkan. Seorang teman bernama Nurul kemudian berujar, “The power of kepepet itu, mbak!”. Seulas senyum menghiasi bibir mereka (termasuk aku) menanggapi istilah yang ditawarkannya. Bagiku, istilah itu cukup menarik dan penuh makna.
Sejujurnya, aku sering mengalami hal serupa. Dipaksa atau terpaksa melakukan sesuatu dalam waktu singkat. Waktu seminggu yang diberi misalnya, tidak dimanfaatkan karena merasa belum dapat ide. Pas hari H, barulah kelimpungan mengerjakannya dan ide entah dari mana memenuhi kepala. Lalu, selesailah tugas itu dalam waktu singkat yang cukup mencengangkan.
Saat tugas kembali diberi dan berniat akan merampungkannya jauh-jauh hari agar tidak tergesa-gesa, kembali hal serupa terulang; gak punya ide hingga lupa kalau punya tugas. Hari H pun kembali menghampiri lalu sibuk menyelesaikannya dalam waktu terbatas. Dugaanku, dikejar-kejar waktu berhasil memacu adrenalin hingga kita mampu melampaui kemampuan kita sebelumnya.
Ternyata, kepepet juga punya power. Ckckck, benar-benar the power of kepepet lah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun