Mohon tunggu...
afifah nasution
afifah nasution Mohon Tunggu... -

suka nulis pa ja, puisi, artikel, cerpen, refleksi (lom fokus) ato sekedar coret2 g jls. wanna be a writer, famous all over the globe (dgn tulisan b'manfaat harapny). bisa dimulai dari sini 'kali y...???

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harapan Hidup yang Kandas

20 Maret 2010   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku teringat saat kau ajak aku ikut denganmu
Kau bilang kau akan bawa aku menuju bahagia
Aku ingat, aku sempat ragu saat itu
Namun kau tak lelah meyakinkanku
Kau memang mahir melenakanku
Hingga aku berubah pikiran
Ya, akhirnya aku mengikutimu

Bangunan itu menjadi saksi kebersamaan kita
Tahukah kau bagaimana hubunganku dengan ruang-ruang di dalamnya?
Kau tentu tak paham kenyamanan yang kurasa saat berada di ruang sempit berbau busuk itu
Aku bukan mati rasa, aku masih menciumnya
Namun janjimu membuatnya semerbak bagiku
Ah... indahnya saat itu
Mengingatnya membuatku tak henti tersenyum
Sungguh kenangan manis!!!!

Cukup lama kita bersama mencari bahagia di sana
Bukan sebentar waktu yang kita jalani
Walau kita tak berjalan berdampingan
Namun kutahu kita sejalan
Kau sering bilang bahwa kesejahteraanku lah yang kau perjuangkan
Dan aku tak punya pilihan lain kecuali percaya
Betapa tidak, bahagianya ada yang peduli padaku
Karena itulah kuberi semua untukmu
Walau yang kau beri kadang sangat sedikit secara matematis
Namun aku bahagia kau peduli padaku
Itu saja

Selama bersama, telah banyak yang terlewati
Banyak hal yang terjadi
Suka maupun duka
Oh ya, komitmen kita saat itu
Saling memberi yang terbaik
Aku berbuat untukmu
Kau beri kasihmu padaku

Hingga suatu saat senyumku terhenti
Kau tinggalkanku sendiri
Kau biarkan hidupku tak menentu
Masih jelas di ingatanku
Ingin rasanya aku menangis
Kau hancurkanku dengan putusan itu
Kau lupakan semuanya begitu saja
Sedikit pun tak kau anggap  kisah kita
Kau bilang kau tak perlu aku lagi
Keuanganmu menipis hingga kau tak mampu menerimaku lagi
Padahal aku tak pernah meminta lebih
Seingatku, aku selalu ikhlas berapapun yang kau beri
Sekedar untuk menyambung hidupku dan keluargaku

Tak kuasa kutahan derasnya airmata
Kini aku bingung
Lihat aku tuan!!!
Aku hampir mati
Pedulikah kau keadaanku?
Ah... kau pasti tak peduli
Aku memang bukan siapa-siapa
Aku tak layak mendapat perhatianmu

Hanya secuil harapan yang kupunya kini
Tolong jangan biarkan aku mati
Adakah tuan yang baik hati di sini?
Adakah? dimana? dimana dia?

Aku lelah
Aku muak
Entah kemana lagi harus kucari
Harapan hidup yang dijanjikan
Agar aku bisa melupakan
Perihnya pemutusan hubungan ini

Tuan-tuan bantu aku
Aku korban PHK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun