Mohon tunggu...
Afifah Binti Heriyanto Yusuf
Afifah Binti Heriyanto Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa D-3 Komunikasi Terapan

Mahasiswa Komunikasi Terapan yang senang bercerita lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritik Politik dan Etika: Gebrakan BEM KM UGM dalam Menyuarakan Ketidakpuasan Kepemimpinan Jokowi

19 Desember 2023   23:41 Diperbarui: 19 Desember 2023   23:41 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih satu pekan setelah pemasangan baliho nominasi kepada Presiden Jokowi dengan gelar "ALUMNUS PALING MEMALUKAN" di Bundaran UGM, Ketua BEM KM UGM 2023, Gielbran Mohammad Noor mendapat banyak sekali ujaran kebencian di sosial medianya. 

Tidak hanya Gielbran, seorang staff aksi dan propaganda BEM KM UGM 2023 Salman Faris yang juga merupakan konten kreator di Tiktok mendapatkan banyak hate comment pada unggahannya terkait baliho tersebut.

Baliho Nominasi kepada Presiden Jokowi dan Diskusi Publik bertajuk
Baliho Nominasi kepada Presiden Jokowi dan Diskusi Publik bertajuk "Indonesia Darurat Demokrasi" di Bundaran UGM Sumber: Tiktok (@salman_arp)

Pada Jumat (08/12/23) kemarin, BEM KM UGM menggelar diskusi publik terkait "Indonesia Darurat Demokrasi". Serta penyerahan nominasi melalui media baliho besar di Bundaran UGM sebagai bentuk ketidakpuasan kepemimpinan era beliau. 

Menurut teman teman BEM, pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi ini banyak masalah masalah fundamental yang belum terselesaikan, mulai dari masalah korupsi KPK, revisi UU ITE yang membuat para aktivis merasa semakin didiskriminalisasi, hingga sidang putusan MK yang memperlancar putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk maju menjadi kandidat cawapres. 

BEM KM UGM menyoroti indeks nilai demokrasi yang semakin merosot di era kepemimpinan Jokowi. "Sang raja jawa yang haus akan kekuasaan telah mengangkangi konstitusi dan mengakali demokrasi dengan mempermainkan hukum serta mengacak undang undang" tulis Salman (@Salman_arp) dalam penggalan caption unggahannya di Tiktok. 

Hal tersebut menuai pro kontra publik, masyarakat menilai kurangnya etika dan sopan santun BEM KM UGM yang notabenenya berada di Yogyakarta, daerah yang penuh dengan kesantunan serta keluhuran etika. Reaksi Bapak Presiden Jokowi pun kurang lebih serupa, beliau hanya mengingatkan untuk boleh saja mengkritik asal tetap mrnggunakan etika sopan santun ketimuran.

Sebenarnya, apa itu etika ketimuran? dan mengapa beliau menyinggung hal ini?

Istilah etika ketimuran terdiri dari dua kata yaitu "etika" dan "ketimuran". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika berarti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), sedangkan ketimuran sendiri dimaknai sebagai sesuatu mengenai benua / bangsa Asia. Maka dengan demikian "etika ketimuran" dapat dimaknai dengan nilai / moral yang merupakan ciri khas masyarakat timur atau Asia. 

Salah satunya adalah sopan santun. Bangsa Indonesia, terutama masyakarat Jawa sejak dahulu memang dikenal dengan budaya kesehariannya yang santun, serta perilakunya yang ramah. Bila berkaca pada kehidupan sehari-hari sopan santun dapat ditemukan kapan saja, dimana saja. Mulai dari cara berjalan, berpakaian, hingga berbicara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun