Sering sekali akhir-akhir ini kita mendengar kata-kata “galau” oleh khalayak umum, khususnya para remaja. Mereka sedikit-sedikit “galau” apapun permasalahannya, seolah menjadi trend di kalangan remaja. “Galau” bisa di artikan sebagai keadaan yang dilematis atau bingung, bingung bagaimana menyelesaikan sebuah masalah. Sudah sewajarnya jika manusia itu memiliki masalah, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah. Masalah bukan itu bukan di tangisi tapi di hadapi, manusia yang ada di dunia ini, memang di tugaskan untuk mengatasi masalah. Tidak ada manusia yang bebas dari masalah. Ada sebuah ungkapan “ Ucapan itu ibarat do’a” jika kita sering mengatakan “galau, galau dan galau” secara otomotis kita berdo’a buat kita sendiri. Untuk itu, jangan sering-sering kita mengucapkan kata “galau”. Kita adalah mahluk bergama, dengan beragama kita menjadi tenang. Dalam agama pasti mengenal istilah tuhan, tuhan tidak mungkin meninggalkan hambanya terlantar begitu saja. Tuhan telah memiliki rencana yang indah buat semua hamabanya. Jika energi positif selalu kita dengungkan maka molekuk-molekul positif akan muncul dalam diri kita, begitupun sebaliknya dan ketika pikiran-positif sering kita tanamkan pada diri kita, kemungkinan besar sesuatu yang positif juga hadir dalam kehidupan kita. Untuk itu ketika suatu masalah menghampiri kita bukanlah kata “galau” yang seharusnya ita katakan, tapi berusaha bangkit untuk menghapinya dan mencari solusi untuk mengatasinya. Tuhan pasti membantu umatnya yang berusaha untuk mengubah nasibnya. Sebagai orang yang beragaman jangan berkata“ Tuhan, masalah ku cukup besar” tapi berkata lah “ Masalah, Tuhan ku cukup besar”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H