Mohon tunggu...
Afiful Mi'ah Afy
Afiful Mi'ah Afy Mohon Tunggu... -

Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya (Adab Faculty)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusaknya Nilai-nilai Realigi dalam Lingkup Dunia Islam Sendiri

29 Maret 2012   14:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak sekali fenomena-fenomena sosial yang berkembang pada masyarakat kita yang tidak mencerminkan dari nilai-nilai yang telah kita tanam sejak kecil. Berbagai ragam krisis akhlak dan moral kini terus menular, merebak dan mewabak dalam masyarakat kita khususnya di kalangan islam sendiri. Nilai-nilai islam tidak lagi menjadi acuan dalam berperilaku sehari-hari. Hal ini merupakan masalah yang cukup besar, dan harus segera di benahi. Karena siapa lagi yang akan membangun bangsa ini, jika moral dari masyarakat muslim sendiri sudah bobrok. Penyair Mesir, Imam Syauki Bikberkata bahwasannya “Suatu bangsa sangat ditentukan kualitas akhlak-nya - jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut”. Dan pada dasarnya nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya.

Perkembangan terakhir umat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlak sebagian umat bangsa. Kemorosotan moral banyak terjadi pada instansi keagamaan sendiri, yang dekat dengan nilai-nilai islam. Sementara penyelesainnya masih berlarut-larut dan dengan konsep yg tidak jelas. Rusaknya moral umat tidak terlepas dari kurang tertanamnya nilai-nilai ke islaman dalam diri sendiri serta pengaruh dari perkembangan zaman yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai keagamaan, Mereka mengabaikan hal-hal sepele yang di anggapnya tidak perlu untuk untuk di praktekan. Sebagaimana contoh kecil saja, sering kita jumpai pelayanan yang tidak ramah bahkan kasarpada lembaga/instansikeagamaan, ketika kita memerlukan jasanya, padahal dalam islam sendri di ajarkan agar kita menghormati orang yang bertemu kepada kita. Coba kalau kita berkunjung ke tempat/intansi yang non muslim, kita pasti akan di sambut dengan senyum bahkan di layani dengan ramah pula. Terkadang hal-hal sepele tersebut sering di abaikan dan akan berimbas pada bentuk prilaku yang lainnya dan akan mengurangi imej islam sebagai agama yangramah dan damai. Dan masih banyak contoh lain yang sangat jauh dari nilai islam sendiri.

Para ulama yang di harapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat justru sebagian diantara mereka menjadikan ke-ulamaanya sebagai alat untuk kepopuleran bak artis yang ingin di sorot oleh media dan masyarakat. Melemahnya peran ulama` dalamrangka mengembalikan nilai moral pada masyarakat yangsudah tidak dapat di andalkan lagi, fungsi ulama sudah tidak seperti dulu lagi. Mereka yang dahulu mampumemberikan pencerahan dan sekaligus sebagai sosok yang di segani, sekarang sudah berubah fungsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun