Mohon tunggu...
Afifah SekarAyu
Afifah SekarAyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi S1 Akuakultur

saya suka akan dunia hiburan dan saya bercita cita ingin menjadi influencer yang dapat mengedukasi dan juga menghibur orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesan Tersembunyi dalam Animasi "Spirited Away" dari Studio Ghibli yang Mungkin Belum Anda Sadari

18 Juni 2024   04:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   04:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Spirited Away merupakan sebuah animasi dari studio ghibli yang berasal dari jepang dan di sutradarai oleh Hayao Miyazaki. Spirited Away rilis pada tanggal 20 Juli 2001 di Jepang, dilansir dari blog "The 50 Best Movies of the Decade (2000-2009)" film ini dianggap menjadi salah satu film terbaik pada abad ke-21, memegang rekor selama 19 tahun menjadi film paling sukses dan berpengahasilan tertinggi dalam sejarah Jepang. Pendapatan kotor yang dihasilkan sebesar 395,8 juta USD dilansir dari wikipedia Spirited Away. Film ini juga memenangkan penghargaan Oscar pada tahun 2002 dalam kategori Film Animasi Terbaik dan menjadi anime pertama yang meraih penghargaan dalam kategori tersebut. Selain penghargaan Oscar Film ini juga meraih penghargaan Beruang Emas pada Pesta Film Internasional Berlin di tahun yang sama.

        Spirited Away menceritakan tentang seorang anak kecil perempuan bernama Chiciro berusia 10 tahun yang tersesat di dunia Kami (cerita rakyat roh shinto Jepang) dan berusaha untuk kembali ke dunianya. Dalam film tersebut kedua orang tua Chiciro juga diubah menjadi babi sehingga dia harus bekerja menjadi pelayan di tempat pemandian Yubaba sang penyihir sebagai cara untuk mengembalikan wujud orang tuanya dan mengembalikan dia ke dunia asalnya. 

        Terdapat pesan moral yang dapat diambil dari film tersebut contohnya dalam adegan dimana orang tua Chiciro melahap semua makanan dengan rakus pada saat pertama kali masuk ke desa dan keduanya berubah wujud menjadi babi yang gemuk hal ini menunjukan kritik terhadap perilaku konsumtif yang sering sekali dilakukan oleh kebanyakan orang ketika mereka ingin memuaskan hawa nafsunya hal ini menunjukan bahwa kita harus menghindari perilaku konsumtif karena akan menimbulkan dampak negatif seperti kecanduan. 

Pada awal film, Chiciro merupakan seorang anak kecil yang penakut ditunjukan dengan adegan dimana dia menangis karena orang tuanya berubah dan tidak berhasil kembali ke dunianya, namun seiring berjalannya waktu Chiciro tumbuh menjadi anak pemberani yang baik hati, bijak, dan pekerja keras hal ini menunjukan bahwa kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan baru.

       Selain pesan moral, terdapat juga sebuah teori yang dibuat oleh fan yang mengatakan bahwa sebenarnya Chiciro sudah meninggal, seperti yang kita tahu pada awal film sebelum Chiciro dan keluarga nya masuk ke dalam terowongan yang menembus ke sebuah desa ghaib, mereka menabrak sebuah batu, dalam cerita aslinya dikatakan jika sebenernya Chiciro dan kedua orang tuanya sedang mengalami koma akibat kecelakaan tersebut. 

Cerita mulai terasa janggal ketika Chiciro hendak menemui kembaran penyihir Yubaba di desa lain dengan menaiki kereta satu arah yang jika dilihat lebih dekat terdapat tulisan yang dibaca "Cyudo" yang terpampang di depan tubuh kereta yang artinya adalah jalan tengah, dalam agama Budha jalan tengah merupakan jalan menuju nirwana sebuah tempat untuk orang yang telah meninggal. 

Dalam cerita juga terdapat tokoh bernama Haku yang digambarkan bisa berubah wujud menjadi naga, Haku adalah orang yang menyelamatkan Chiciro dari komanya yang berasal dari alam bawah sadar Chiciro. Jika diperhatikan pada saat pertama kali Haku dan Chiciro bertemu, Haku sudah mengetahui nama Chiciro hal ini dikarenakan pada saat Chiciro masih kecil dia hampir tenggelam dan mati namun Haku menyelamatkannya. Dari sini para fan berteori jika sebenarnya Chiciro telah mengalami koma selama dua kali dalam hidupnya dan dia selalu berusaha untuk bangun dari komanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun