Jagung (Zea mays) merupakan satu diantara tanaman pangan yang sangat potensial di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Kesesuaian lahan yang sangat cocok dalam budidayanya menjadikan jagung sebagai tanaman primadona di kalangan petani setempat. Disamping produksi yang tinggi diikuti pula dengan hasil samping yang banyak pula yaitu janggel jagung.
Saat ini janggel jagung disulap menjadi berbagai produk yang sangat bervariasi, terutama dalam bisnis kerajinan tangan industri rumah tangga, bahkan dapat dikembangkan lagi menjadi budidaya jamur dari janggel jagung
Banyak petani jagung di desa Sumbermalang yang  hanya memanfaatkan biji jagung dan daunnya saja sebagai pakan ternak, sedangkan untuk limbah tongkol atau bonggol jagung hanya di tumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Maka dari itu KKN 44 UNEJ memanfaatkan limbah tongkol jagung sebagai media tanam jamur  dengan modal kurang dari 50 ribu bisa panen berkali kali.
Adapun bahan yang harus dipersiapkan antara lain; janggel jagung, ragi, pupuk urea dan bekatul. Syarat tumbuh jamur membutuhkan udara lembab dan suhu tinggi untuk pertumbuhannya jadi usahakan lokasinya tetap terkena panas sinar matahari tapi terlindung dari air hujan, penyiraman bisa dilakukan tiap sore sampai basah dan bisa dicampur pupuk urea seperlunya agar proses fermentasi dapat berlangsung sempurna. Pemanenan jamur dapat dilakukan setelah pemeraman 12 hari.
Pengembangan budidaya jamur janggel di desa sumbermalang ini diharapkan nantinya menjadi komoditas tambahan yang dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyaratkan sumber malang. Harapan lainnya adalah dengan pemanfaatan janggel jagung tersebut dapat menningkatkan nilai tambah janggel jagung yang sebelumnya terbuang percuma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H