Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru terkait perizinan sekolah tatap muka terbatas. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan pada tanggal 8 September 2021 di Kota Bandung. Sekolah tatap muka terbatas ini memiliki beberapa peraturan wajib yang harus dilaksanakan pihak sekolah seperti menyediakan thermometer, handsanitizer, cairan disinfektan dan masker. Mengutip dari www.pasjabar.com terdapat 330 sekolah dari semua jenjang Pendidikan siap melaksanakan PTM dengan pengawasan yang ketat dan kapasitas 25 persen. Setiap sekolah yang menyelenggarakan PTM diwajibkan mengikuti peraturan-peraturan dasar tersebut agar tidak dicabut perizinannya.
      Penyesuaian kegiatan belajar mengajar dari yang semula daring menjadi luring adalah sebuah tantangan baru bagi guru-guru terutama sekolah dasar tingkat awal seperti kelas 1 dan 2 sebab peserta didik tidak pernah bertemu dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Ketika PTM iini dilaksanakan tidak jarang ternyata peserta didik masih merasa kesulitan dengan membaca tulis dan berhitung. Pada kelas 2 di Sd Yakeswa pun ditemukan banyak siswa yang  belum mampu menguasai materi perkalian. Mereka masih merasa kesulitan dalam memahami konsep dasar dari perkalian itu sendiri dan membutuhkan media pembelajaran yang membantu mereka lebih memahami apa itu perkalian.
      Pelajaran berhitung atau matematika bukan lagi rahasia umum sebagai mata pelajaran yang menakutkan, jenuh dan sulit. Matematika adalah pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh murid diberbagai sekolah termasuk siswa kelas 2 di SD Yakeswa. Ilmu berhitung ini selalu memiliki konsep dasar di setiap teorinya, perkalian sendiri juga memiliki konsep dasar yaitu penjumlahan yang dilakukan berulang. Mengusung tema literasi numerasi dimana masing-masing memiliki konsep dasar pemikiran yang berbeda namun beriringan.
Menurut EDC (Education Development Center) Literasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang mencakup potensi serta skill untuk membantu kehidupannya di masyarakat. Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis saja melainkan bisa terlihat dari kemampuan numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan.
Literasi memiliki beberapa dimensi yaitu, dimensi geografis, dimensi bidang, dimensi keterampilan, dimensi fungsi, dimensi media, dimensi jumlah dan dimensi bahasa. Setiap dimensi memiliki fungsi serta jenisnya masing-masing yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan menerapkan konsep bilangan dan kemampuan melakukan operasi aritmatika dalam kehidupan sehari-hari. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi numerasi adalah kemampuan atau skill seseorang dalam menerapkan konsep bilangan dan operasi aritmatika yang dapat bermanfaat dalam kehidupan seseorang.
      Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah seringkali membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan tidak jarang materi yang disampaikan justru tidak dapat di pahami oleh peserta didik maka guru harus memiliki metode pembelajaran baru yang menyenangkan. Anak akan lebih mudah mengerti jika kegiatan belajar mengajar menggunakan sebuah alat peraga. Pengenalan perkalian ini bisa menggunakan alat peraga salah satunya adalah papan perkalian. Papan perkalian ini bisa dibuat menggunakan bahan-bahan bekas yang ada dirumah. Bahan dasar yang harus ada adalah kardus, selotip, lem kertas, gunting, kertas kado, stik es krim, kertas hvs, cup pudding serta penggaris. Guru bisa mendesain papan perkalian sekreatif mungkin agar anak merasa penasaran dan mau ikut aktif selama kegiatan belajar mengajar.
Cara Membuat Papan Perkalian :
- Siapkan kardus yang sudah dipotong membentuk papan
- Lapisi kardus dengan kertas kado dan rekatkan menggunakan double tape atau selotip
- Buat kartu angka menggunakan kertas hvs, potong menjadi bagian yang kecil
- Tempelkan cup pudding diatas papan perkalian yang sudah dilapisi kertas kado
Hias menggunakan kertas origami, kertas kado dan sebagainya untuk menarik perhatian peserta didik
Hasil akhir: