Mohon tunggu...
Afifah DertiMarshanda
Afifah DertiMarshanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca Buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Meningkatnya Minat Anak Muda terhadap Wastra Indonesia Melalui Media Komunikasi Instragam

22 November 2023   22:10 Diperbarui: 22 November 2023   22:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara di kawasan Asia Tenggara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta antara benua Asia dan benua Australia. Indonesia terdiri dari 17.504 pulau sehingga menjadi negara kepulauan terbesar di seluruh dunia, dengan populasi penduduk tercatat sebanyak 278.752.361 juta jiwa pada tahun 2022. Dengan letak geografis ini, Indonesia memiliki kurang lebih 300 suku dan bahasa. Tiap suku mempunyai ciri khas budaya tersendiri yang menjadi pembeda, salah satunya busana daerah yaitu kain.

Wastra Nusantara yang beragam lahir dari kekayaan budaya tanah air, sehingga wastra di tiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia memiliki sekitar 33 jenis kain tradisional, diantaranya kain batik, songket, ulos, tenun, lurik, sasirangan, dan endek. Pada zaman dahulu masyarakat Indonesia laki-laki ataupun perempuan menggunakan kain di kehidupan sehari-hari. Akulturasi meyebabkan warisan budaya ini tersingkirkan akibat kalah bersaing dengan budaya luar. Namun saat ini wastra kembali menarik minat masyrakat terutama anak-anak muda melalui platform media sosial, salah satunya Instagram.

Wastra kini sudah tidak lagi hanya digunakan pada acara-acara formal seperti resepsi pernikahan atau acara adat lain. Sekarang kain tradisional menjadi tren fashion di Nusantara. Setelah itu muncul motif-motif wastra yang lebih trendy dan modern yang menarik minat para generasi muda untuk menggunakan kain. Bisa dilihat di tempat-tempat umum seperti mall, kafe, festival, dan museum, sudah banyak remaja-remaja yang memakai kain dalam outfit of the day-nya (OOTD). Sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan keberadannya dan sedikitnya penelitian yang dilakukan khususnya terkait penyebab ketertarikan masyarakat terhadap wastra nusantara membuat saya ingin meneliti fenomena ini lebih dalam.

Stigma mengenai generasi muda di Indonesia yang cenderung menyukai budaya barat ternyata tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan hasil survey yang saya lakukan di Instagram, ternyata banyak remaja yang menyambut ajakan untuk memakai kain tradisional ini dengan antusias. Dari survey yang saya lakukan di Instagram, dapat disimpulkan ketertarikan mereka didorong oleh rasa nasionalis untuk melestarikan warisan budaya bangsa dan minat tersendiri dalam bidang fashion. Seni dan keindahan yang dimiliki oleh kain-kain ini menjadi daya tarik utama. Terletak pada teknik lilit dan ikatnya, yang dipadu-padankan dengan item busana lainnya sehingga tampak modern sesuai dengan gaya remaja masa kini.

Banyaknya jenis, warna, dan motif menjadikan wastra nusantara ini sebagai bentuk mengekspresikan diri, karena mereka berusha menciptakan identitas diri yang sebagian besar dilihat dari gaya berpakaian. Gaya seseorang dalam memakai kain umumnya mencerminkan kepribadian orang tersebut. Fleksibilitas yang dimiliki oleh wastra dapat meningkatkan kreativitas seseorang dalam modifikasinya, seperti menjadi atasan, luaran, dress dan aksesoris. Selain itu dapat disesuaikan dengan berbagai gaya seperti tomboy, feminim, edgy, classic, dan gaya fashion lainnya, tergantung ingin berpenampilan seperti apa. Sudah banyak wastra yang diperbarui sehingga sesuai dengan gaya busana remaja kekinian.

Saat ini penggunaan wastra bukan hanya sekedar fashion, namun juga memiliki nilai yang terkandung didalamnya. Fashion adalah alat komunikasi non-verbal karena seseorang dapat menilai diri kita dari cara berpakaian (Trisnawati, 2011). Oleh karena itu cara seseorang dalam memakai kain juga mengandung pesan-pesan yang secara nonverbal disampaikan kepada orang lain yang mana orang akan memiliki penilaian tersendiri. Seperti rasa bangga saat memakai kain, rasa nasionalis terhadap budaya bangsa, dan kepribadian si pemakai kain dilihat melalui pemilihan warna, motif, dan cara pakai kain tersebut dapat dinilai oleh orang lain.

Dengan kemampuannya yang cepat dalam menyampaikan informasi dan jangkauan jaringan yang luas, penggunaan media sosial dapat membantu menyadarkan masyrakat terkait promosi kain tradisional, salah satunya Instagram. Di Instagram terdapat komunitas Swara Gembira dan Remaja Nusantara yang menghidupkan kembali gaung wastra di Indonesia terutama kepada golongan muda. Melalui kampanye "berkain" yang komunitas tersebut lakukan dan edukasi mengenai sejarah serta cara memadupadankan wastra dengan pakaian yang modern membuat perlahan remaja berminat ikut serta dalam tren ini.

Di Instagram terdapat fitur tagar (#) yang mempermudah pencarian seseorang mengenai suatu tren. Akun komunitas diatas menciptakan tagar-tagar seperti #berkainbersama dan #indonesiaberkain agar orang yang ingin ikut memperkenalkan wastra ataupun yang baru ingin mencari tahu dapat dengan mudah menemukan unggahan mengenai wastra ini. Di tagar ini orang-orang mengunggah padu-padan outfit mereka dengan kain tradional. Makin hari makin banyak remaja-remaja yang mulai menggunakan kain sebagai busana sehari-hari ataupun ke acara-acara formal. Secara tidak sengaja berkain ini sudah menjadi tren saat ini. Ditambah banyakya public figure yang mulai ikut menyuarakan tren berkain ini semakin membuat jangkauan peminatnya lebih banyak lagi.

Dengan ramainya peminat kain tradisional di era modern, produksi kain lokal juga meningkat. Banyak pedagang atau online shop yang melakukan promosi di Instagram. Kain-kain yang dijual juga disesuaikan dengan minat anak muda, motifnya jadi lebih modern. Komunitas dan Local Brand sesekali berkolaborasi mengadakan kompetisi berkain dan berhadiah di Instagram untuk meramaikan pelestarian wastra Indonesia ini.

Wastra Indonesia sudah seharusnya terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Dengan Instagram atau sosial media lainnya, diharapkan dapat membantu pelestarian budaya-budaya yang ada di Indonesia khususnya dibutuhkan adanya peran dari golongan muda. Pemanfaatan Instagram dalam bidang komunikasi dipergunakan untuk promosi kain tradisional agar dapat menyadarkan masyrakat terutama remaja untuk menggunakan sosial media dengan bijak salah satunya untuk turut serta dalam kegiatan-kegiatan positif seperti tren berkain ini yang membantu mempopulerkan warisan budaya nusantara di Indonesia bahkan seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun