Waktu berjalan lebih cepat dari apa yang kita lakukan, sampai pada akhirnya lahirlah ungkapan "gak kerasa ya, anakku udah besar lagi" atau "perasaan kemarin baru masuk kuliah, sekarang udah wisuda aja nih anak Ibu". Terkadang kita tidak hadir untuk masa "sekarang" karna begitu banyaknya kegiatan dalam satu hari. Lihat saja penampakan masjid Al-Jabbar, banyak orang hilir mudik untuk mengunjunginya karna keterpesonaan penampilan megahnya, namun ternyata dengan banyaknya pengunjung, membuat sekitaran masjid berserakan dengan sampah, padahal kalau saja mereka tahu, untuk membangun masjid megah, banyak tangan yang harus terluka bahkan banyak keringat yang mereka keluarkan. Dengan ketidaktahuan, tiadalah kepahaman, namun dengan "mengabadikan" setiap momen pembangunannya membuat kita saling menjaga keutuhan keindahan sekitar masjid. Mungkin mereka belum punyai akses untuk melihat itu.
Lalu lahirlah pertanyaan "Momen apa yang sangat kau sukai dalam hidup?" Sebagian menjawab beberapa momen, namun ternyata jawaban seseorang berhasil membungkam jawaban lainnya. Dengan tenang dan penuh keyakinan Ia menjawab "Aku suka semua momen dalam hidup, karna setiap momen saling berkaitan satu-sama lainnya, kita seperti sedang menyatukan potongan puzzle yang prosesnya harus dilalui dengan Bahagia". Semua mata tertuju padanya sembari menganggukan kepala. Pantas saja begitu banyak orang mengabadikan segala momennya dalam dunia digital, setidaknya dengan jejak digital, kita bisa Kembali menilik setiap perjalanan dan bisa Kembali tesenyum saat tiba di puncak perjalanan jika diibaratkan seperti perjalanan hiking.
Perjalanan kita tidak selamanya baik, karna tanpa merasakan momen yang dirasa pahit, kita tidak akan bisa merasakan kemanisannya. Dengan kata lain, kita tidak hanya bisa membagikan momen kebahagiaan tapi juga momen yang dianggap kesedihan, karna bisa saja, ini adalah perpanjangan tangan Tuhan bagi banyak orang agar mereka tidak melakukan hal yang sama. Baim Wong pernah berkata bahwa Ia membuat konten YouTube untuk mengabadikan setiap momen dalam hidupnya, termasuk tumbuh kembangnya anak. See? Tapi darinyalah justru Ia mencetuskan konten social eksperimennya yang sangat menginspirasi banyak pasang mata. Selain beliau, ada juga Deddy Corbuzier dengan podcastnya dan berbagai penelitian dunia podcast yang dilakukan hanya karna kesenangan semata. Tapi apa yang terjadi? Dengan berjalannya waktu, beliaulah yang menjadi raja podcast se-Indonesia. Disisi lain, ada yang berkarya dengan menulis dan membacakan puisi di YouTube hingga salah satu gurunya berkata "emangnya puisi bisa membuatmu hidup?" tapi ternyata dengan puisilah Ia menjadi besar. Karena kreatif tiada batasnya, maka cobalah untuk membuat konten dengan versi terbaik kita.
Betapa banyaknya karya yang menginspirasi banyak orang, bahkan Ketika mereka sudah wafat, pada hakikatnya mereka masih hidup Bersama dengan karyanya. Dahulu, saat masih di sekolah, seorang guru adalah inspirasi kita sebagai murid. Betapa tidak, Nasihatnya selalu menjadi quotes yang terbaik, dan setelah beliau meninggal, beliau tidak sepenuhnya meninggalkan kita karna semua nasihatnya tetap hidup Bersama dengan kita, hal ini didukung oleh teknologi yang sudah semakin canggih, dengan  internet provider dari IndiHome yang terbaik kami masih bisa menikmati karyanya dari vidio-vidio nasihatnya yang terekam. Meski kami tetap terbelenggu dalam kerinduan pertemuan, namun dengan abadinya dokumentasi tentang beliau, kami merasakan Kembali kehadirannya dari setiap kata yang terucap.
Sebagaimana kita ketahui, Kata-kata yang berasal dari hati akan sampai Kembali pada hati yang membaca, sesekali sempat menuliskan tentang kerinduan pada sang guru, dan ternyata perasaan yang sama dirasakan juga oleh teman-teman semasa sekolah. Pada akhirnya, Isi postingan itu ramai dengan komentar kerinduan yang terwakili dengan emotikon sedih.Â
Dari sana, bisa disimpulkan bahwa terkadang rasa yang kita rasakan ternyata sama rasanya dengan orang diluaran sana namun hanya Sebagian orang yang bisa mengungkapkan. Mulailah diri pun terdorong untuk berkarya melalui tulisan, berharap bisa menjadi cerita penghibur untuk pembaca yang sedang berada di posisi yang sama atau bahkan menjadi pembelajaran untuk pembaca dan akan menjadi pengingat bagi penulis, karna dalam hidup ini kita akan disuguhkan dengan peristiwa yang kurang lebih sama satu sama lainnya. Maka dengan tulisan, kita bisa mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita sempat dan bisa melewati hal yang berat sebelumnya dan kita juga pasti bisa melewati hal yang kita angggap berat kali ini. Hal ini Kembali didukung oleh Telkom Indonesia yang menghadirkan IndiHome, internet terbaik se-Indonesia karna dengannya, setiap karya bisa terupload dengan super cepat dari rumah. Bukan hanya membersamai dalam berkarya, IndiHome juga membersamai untuk mengukir sejarah. Membuat karya bisa terakses dengan cepat meski nantinya kami sudah tiada.
Tiadalah yang abadi kecuali kenangan, kini sudah giliran kita yang mengukir sejarah untuk generasi selanjutnya. Sejarah berasal dari kata sajaro yang artinya pohon, seperti yang sudah kita ketahui bahwa pohon terdiri dari akar lalu menjalur beberapa ranting. Kehidupan sekarangpun adalah keberlanjutan dari perjuangan orang terdahulu yang sekarang abadi sejarahnya, darinya, banyak karya tercipta karna keterkaguman. Meski raut wajahnya sudah tidak bisa dilihat, namun karyanya tetap hidup Bersama kita. Mereka adalah akarnya, dan kita adalah ranting yang akan menciptakan Kembali akar-akar yang baru dengan semua fasilitas saat ini, dimana semua karya bahkan pembuat karya bisa terabadikan dalam suatu platform dengan bantuan intenet provider yang cepat, mudah dan jangkauannya juga luas, yaitu IndiHome.
Bersama IndiHome, berbagai karya bisa tercipta dan ter-upload dengan cepat dari rumah. Saat ini "karya" bisa berubah menjadi "konten" dengan suguhan berbagai platform yang tentunya dibersamai oleh IndiHome, jadi meski pembuatannya di rumah, konten akan ter-upload dengan cepat tiada kendala. Begitulah jalan kita untuk mengukir sejarah, terima kasih sudah selalu membersamai membuat konten sampai sejauh ini, IndiHome.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H