Mohon tunggu...
Afif Abdurrazaq
Afif Abdurrazaq Mohon Tunggu... Freelancer - CPNS Sekretariat Jenderal DPR RI

Memiliki hobi menonton film dan serial. Menggemari olahraga bulu tangkis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Mencintai Negeri dari Pejuang Medali

23 Juli 2024   17:35 Diperbarui: 23 Juli 2024   17:36 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita semua mengetahui bahwa cinta tanah air adalah hal penting, namun seberapa sering kita memikirkan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari? Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, wawasan kebangsaan dan bela negara sering kali terlupakan. Padahal, nilai-nilai tersebut sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa.

Wawasan Kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan wawasan kebangsaan, kita bisa memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

Bela Negara adalah tekad, sikap, perilaku, serta tindakan warga negara dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Bela Negara dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Nilai dasar bela negara ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Jadi, bela negara bukan hanya tugas tentara, tetapi juga tugas kita semua sebagai warga negara.

Melihat kondisi saat ini, konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang dihadapkan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakan logika sederhana, “pada tahun 2020, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar dan akan terus bertambah, sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka manusia di dunia akan semakin keras berebut untuk hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa. Banyak anak muda kurang tertarik dengan wawasan kebangsaan dan bela negara karena kurangnya pemahaman. Pengaruh media sosial dan budaya luar negeri membuat kita lebih tertarik pada hal-hal yang terlihat keren dari luar negeri. Selain itu, edukasi tentang wawasan kebangsaan dan bela negara sering kali kurang menarik dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak muda. Akibatnya, semangat kebangsaan dan bela negara sering kali terasa jauh dari kehidupan kita.

Tanpa melupakan perjuangan para pejuang kemerdekaan, mari kita belajar dari Apriyani Rahayu, salah satu atlet bulu tangkis Indonesia yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. Bersama pasangannya, Greysia Polii, Apriyani berhasil meraih medali emas di nomor ganda putri. Mereka tidak hanya membawa pulang medali, tetapi juga menunjukkan cinta tanah air melalui prestasi mereka.

Dalam perjalanan menuju podium, Apriyani dan Greysia harus menghadapi sejumlah lawan tangguh, termasuk pasangan-pasangan unggulan dari berbagai negara. Salah satu pertandingan yang paling berkesan adalah saat mereka mengalahkan pasangan peringkat satu dunia asal Jepang, Yuki Fukushima dan Sayaka Hirota, di babak perempat final. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka mampu membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan tersebut.

Tidak berhenti di situ, di babak semifinal, mereka kembali menunjukkan performa luar biasa dengan mengalahkan pasangan dari Korea Selatan, Lee So-hee dan Shin Seung-chan. Pertandingan ini penuh dengan ketegangan, tetapi Apriyani dan Greysia berhasil mengatasi tekanan dan memenangkan pertandingan dengan skor yang meyakinkan.

Puncaknya adalah di final, di mana mereka menghadapi pasangan unggulan dari China, Chen Qingchen dan Jia Yifan. Meski menghadapi lawan yang sangat tangguh, Apriyani dan Greysia tetap tenang dan fokus. Mereka bermain dengan penuh percaya diri, menunjukkan kekompakan dan strategi yang matang. Akhirnya, mereka berhasil memenangkan pertandingan tersebut dan meraih medali emas, yang merupakan pencapaian bersejarah bagi Indonesia. Sejak bulu tangkis pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992, Apriyani dan Greysia adalah ganda putri Indonesia pertama yang mampu meraih medali emas.

Dalam setiap pertandingan, Apriyani dan Greysia selalu menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka tidak menyerah meski menghadapi lawan yang tangguh. Saat mereka berhasil menang, dengan bangga mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan Indonesia Raya di podium. Kisah Apriyani dan Greysia mengajarkan kita tentang pentingnya semangat juang, bela negara, dan cinta tanah air. Kita bisa belajar dari mereka dan menerapkan semangat juang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar dari kisah Apriyani dan Greysia, kita dapat menunjukkan sikap bela negara kita mulai dari hal kecil seperti ikut kegiatan sosial di lingkungan sekitar, atau mendukung produk lokal. Mengikuti program-program mengajar di daerah 3T, kegiatan kepemudaan, atau komunitas yang fokus pada kebangsaan. Dalam sehari-hari, tunjukkan rasa bangga pada budaya Indonesia, dan jadilah teladan yang baik untuk orang lain. Dengan begitu, kita bisa menunjukkan bahwa semangat kebangsaan dan bela negara bukanlah sesuatu yang kuno, tetapi sangat relevan dan penting untuk masa depan kita.

Singkatnya, memahami dan menerapkan wawasan kebangsaan serta bela negara bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Dengan banjirnya informai dan budaya dari luar, mari kita mulai beraksi dan tunjukkan cinta kita pada Indonesia dengan cara yang relevan untuk kita. Ingat, semangat kebangsaan bisa datang dari mana saja, termasuk dari diri kita sendiri. Mari kita tunjukkan bahwa anak muda Indonesia juga bisa menjadi pahlawan dengan cara kita masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun